Emiliana LiaVita IndriasariSILMINA KUSMAHEIDI2024-05-202024-05-202024-01-11https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/131921180002Pendahuluan : Teknik operasi terbaik untuk penyakit Hirschsprung pada anak masih diperdebatkan. Pendekatan transanal untuk pullthrough seperti Swenson-like (SWL) dan endorectal pullthrough (TEPT) sering digunakan akhir-akhir ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan luaran antara teknik transanal SWL dan TEPT. Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan kohort. Follow-up pascaoperasi dilakukan pada pasien yang menjalani teknik SWL di institusi kami, selama bulan Maret-September 2023. Sebagai perbandingan, pasien yang menjalani TEPT diambil dari rekam medis. Karakteristik perioperatif dan luaran pascaoperasi dianalisis. Analisis uji-T dan Chi-square dilakukan. Hasil : Terdapat 87 pasien (SWL 41, TEPT 46) yang dilibatkan dalam penelitian ini. Usia dan jenis kelamin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Waktu full oral feeding kelompok SWL 1.93&plusmn;1.212 hari dan TEPT 2.43&plusmn;1.205 hari. Kami mencatat perbedaan yang signifikan dalam waktu feeding pertama dan full oral feeding antara 2 kelompok tersebut (P<0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam lama rawat di rumah sakit pascaoperasi dan komplikasi pascaoperasi (P<0,05). Kesimpulan : Waktu feeding pertama dan full oral feeding pada metode transanal Swenson-like lebih singkat dibandingkan teknik endorektal. Namun waktu lama rawat di rumah sakit pascaoperasi dan komplikasi dari kedua teknik tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.Endorektalpenyakit HirschsprungSwensonPERBANDINGAN LUARAN PASCAOPERASI ANTARA SWENSON-LIKE DAN ENDORECTAL TRANSANAL PULLTHROUGH PADA ANAK DENGAN PENYAKIT HIRSCHSPRUNG