Kusman IbrahimAnastasia AnnaAGUNG RUHDIYAT2024-05-222024-05-222016-07-25https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/220120140019Perawat di area keperawatan kritis dituntut untuk dapat menangani keluhan pasien dengan cepat dan tepat. Masalah keperawatan pasien semestinya dikelola oleh perawat yang telah mempunyai keterampilan berpikir kritis dan tentunya telah melalui pendidikan keperawatan, karena keterampilan berpikir kritis merupakan bentuk aplikasi dari pendidikan keperawatan, sehingga diperlukan suatu strategi yang dapat mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis dalam keperawatan. Salah satu strategi tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Simulation Based Learning (SBL). Dalam pendidikan keperawatan, metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode Partial Task Trainer (PTT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode SBL terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa keperawatan di Universitas Padjadjaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan desain menyilang (cross-over design), dilakukan terhadap 157 mahasiswa yang terbagi kedalam kelompok kontrol dan intervensi. Masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan dengan metode SBL dan metode pembanding PTT, diukur pada dua kasus kritis, yaitu kasus kardiovaskuler dan persarafan. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan Juli 2016 di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan menggunakan kuesioner berpikir kritis Assessment Rubric for Critical Thinking (ARC) yang diadaptasi dari St. Petersburg College (2010). Data dianalisis menggunakan uji t test dependent dan t test independent. Hasil uji t test dependent pada kasus kardiovaskuler menunjukkan nilai t = -21,628 dan -19,188, serta nilai p = 0,000, sedangkan pada kasus persarafan menunjukkan nilai t = -27,697 dan -18,532, serta nilai p = 0,000. Hasil uji ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna nilai rerata keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah metode SBL serta sebelum dan sesudah metode PTT. Hasil uji t test independent pada kasus kardiovaskuler dan persarafan menunjukkan nilai t = 7,083 dan 10,214, serta nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna nilai rerata selisih pretest dan posttest pada keterampilan berpikir kritis mahasiswa keperawatan antara kelompok SBL dan kelompok PTT. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang bermakna metode Simulation Based Learning (SBL) terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa keperawatan di Universitas Padjadjaran. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran agar lebih sering menggunakan metode pembelajaran SBL tidak hanya untuk praktikum di mata kuliah keperawatan kritis, tetapi juga di mata kuliah lain.berpikir kritismahasiswa keperawatansimulation based learningPengaruh Metode Simulation Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Keperawatan di Universitas Padjadjaran