Mega Laksmini SyamsuddinYeni MulyaniLUKMAN BIMA P2024-05-302024-05-302013https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/230210130075Indonesia memiliki luas wilayah perairan yang sangat besar dengan total luas 5,9 juta km2. Dengan luasnya wilayah perairan Indonesia, maka potensi sumberdaya hayati lautnya sangatlah besar. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia adalah kerang hijau. Riset ini dilakukan pada bulan April 2018 hingga Mei 2018 . Sampel kerang hijau Perna viridis diperoleh dari pasar Ciroyom Bandung yang berasal dari perairan Cirebon. Ekstraksi kerang hijau, uji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler serta Laboratorium Bioproses dan Bioprospeksi Bahan Alam Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Riset ini bertujuan untuk mengetahui jenis kandungan metabolit sekunder pada Perna viridis dan kemampuan ekstrak Perna viridis sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Vibrio harveyi serta mengetahui seberapa baik potensi kerang hijau (Perna viridis) sebagai zat antibakteri. Riset ini menggunakan metode eksploratif dan analisis data secara deskriptif. Parameter pengamatan adalah nilai rendemen ekstrak, identifikasi senyawa metabolit sekunder dan zona bening aktivitas antibakteri. Hasil riset menunjukan bahwa kerang hijau mengandung senyawa metabolit sekunder berupa senyawa steroid, alkaloid, flavonoid dan saponin. Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak kerang hijau terhadap bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan zona bening paling besar pada konsentrasi 100.000 ppm dengan ukuran 10,49 mm dan paling kecil pada kontrol negatif dengan ukuran 5,31 mm. Untuk pengujian pada bakteri Vibrio harveyi menghasilkan zona bening paling besar pada kontrol positif dengan ukuran 10,17 mm dan paling kecil pada kontrol negatif dengan ukuran 5,46 mm.Kerang hijau Perna viridismetabolit sekunderzona beningAktivitas Antibakteri Kerang Hijau (Perna viridis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Vibrio harveyi