Nani DarmayantiDadang SugandaFARADHIBA SALSABILA2024-07-312024-07-312023-08-03https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/180110180069Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental, khususnya sindrom penipu, dapat mengurangi stigma negatif dari masyarakat sehingga membantu penderita sindrom penipu dalam mencari pertolongan dari profesional. Penelitian mengenai tindak tutur ilokusi penderita sindrom penipu dapat membantu agar penderita sindrom penipu dan masyarakat saling menerima dan memahami sehingga komunikasi berjalan dengan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis tindak tutur ilokusi dan bentuk tindak tutur yang dilakukan oleh tokoh Amanda sebagai penderita sindrom penipu dalam novel A untuk Amanda karya Annisa Ihsani. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 36 tindak tutur representatif, 26 tindak tutur direktif, 5 tindak tutur komisif, 12 tindak tutur ekspresif, dan 2 tindak tutur deklarasi. Secara bentuk tindak tutur, tindak tutur ilokusi secara langsung digunakan sebanyak 49 tindak tutur, sedangkan tindak tutur ilokusi secara tidak langsung digunakan sebanyak 32 tindak tutur. Berdasarkan ranah percakapan, terdapat 15 tindak tutur ranah keluarga, 22 tindak tutur ranah kekasih, 19 tindak tutur ranah teman, 7 tindak tutur ranah akademis, dan 18 tindak tutur ranah kesehatan mental. Tokoh Amanda sebagai penderita sindrom penipu menunjukkan pola khas, yaitu 13 tindak tutur yang memuat kepercayaan diri yang rendah, 7 sikap pesimis, dan 10 sensitivitas terhadap hal terkait akademis.tindak tutur ilokusipragmatiksindrom penipuRealisasi Tindak Tutur Ilokusi Penderita Sindrom Penipu dalam Novel A Untuk Amanda Karya Annisa Ihsani: Suatu Kajian Pragmatik