Tidak ada Data DosenTidak ada Data DosenENDANG MULYANA2024-05-202024-05-202014-11-01https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/130120120075Saat ini obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia, kejadian obesitas berhubungan erat dengan pola makan dan rendahnya tingkat aktivitas fisik, terutama olahraga. Sumber energi utama pada saat olahraga ditentukan oleh intensitas, durasi, dan jenis serabut otot yang dominan digunakan pada saat olahraga. Interval training memiliki dua tipe, yaitu: tipe cepat dan tipe lambat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efek interval training tipe cepat, interval training tipe lambat dan continuous training intensitas sedang terhadap respons molekuler seperti: adiponektin dan IL-6 serta respons fisiologis nilai indeks Lee pada tikus Wistar model obesitas. Subjek penelitian, tikus Wistar jantan model obesitas umur 14-16 minggu (N=28) hasil induksi diet tinggi lemak selama 8 minggu sampai nilai indek Lee >0.30, pakan tinggi lemak dipertahankan selama penelitian. Penelitian ini menggunakan desain posttest-only control group. Respons fisiologis nilai indeks Lee mencerminkan perubahan respons molekuler kadar adiponektin, IL-6, glukosa dan trigliserida plasma. Perlakuan pada subjek penelitian dengan berlari diatas animal treadmill. Perlakuan dikelompokkan: Interval training tipe cepat kecepatan 30 m/menit 15 x 30 detik/1 menit istirahat pada kecepatan 10 m/menit selama 22.5 menit, Interval training tipe lambat kecepatan 20 m/menit 10 x 2 menit/1 menit istirahat pada kecepatan 10 m/menit selama 30 menit, Continuous training intensitas sedang kecepatan 20 m/menit selama 30 menit. Data penelitian berat badan dan nilai indeks Lee dianalisis pre (hari-1) dan post (hari-36), sedangkan data adiponektin (ng/ml), IL-6 (pg/mL), glukosa (mg/dL) dan trigliserida (mg/dL) plasma hari-36 berdasarkan ELISA. Hasil penelitian menunjukan pada kelompok perlakuan interval training tipe lambat menyebabkan respons fisiologis dan perubahan molekuler seperti adiponektin dan IL-6 yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan interval training tipe cepat, continuous training intensitas sedang dan kontrol, dengan rincian hasil sebagai berikut: kadar adiponektin (9.04 vs 10.27 vs 10.57 vs 7.24 ng/mL, p<0.05), kadar IL-6 (60.29&plusmn;3.1 vs 54.55&plusmn;2.1 vs 50.76&plusmn;4.1 vs 56.36&plusmn;2.9 pg/ml, p<0.05), kadar glukosa (101.91&plusmn;7.1 vs 113.63&plusmn;6.4 vs 144.03&plusmn;9.0 vs 82.24&plusmn;5.9 mg/dL, p<0.05), kadar trigliserida (28.07&plusmn;3.3 vs 34.14&plusmn;5.7 vs 42.00&plusmn;4.9 vs 17.34&plusmn;2.7 mg/dL, p<0.05) dan penurunan nilai indeks Lee (7.3% vs 3.6% vs 6.4% vs 5.2%, p<0.05). Simpulan, kelompok perlakuan interval training tipe lambat lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan interval training tipe cepat dan continuous training intensitas sedang dalam menurunkan kadar adiponektin plasma, meningkatkan kadar IL-6 plasma dan menurunkan nilai indeks Lee pada tikus Wistar obesitas.AdiponektinIL-6Indeks LeePERBEDAAN EFEK INTERVAL TRAINING TIPE CEPAT, INTERVAL TRAINING TIPE LAMBAT DAN CONTINUOUS TRAINING INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN, IL-6 PLASMA DAN NILAI INDEKS LEE PADA TIKUS WISTAR OBES