Chay AsdakChay AsdakYOHANES CHRISTIAN2024-05-142024-05-142021-10-19https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/240120170508Kabupaten Bandung Barat mempunyai luas wilayah administrasi 1305,77 km2 dan memiliki jumlah penduduk yang terdaftar pada BPS kabupaten Bandung Barat sampai dengan tahun 2019 adalah 1.691.691 jiwa. Jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya, tetapi diperkirakan pada tahun 2040 Kabupaten Bandung Barat mengalami kekurangan ketersediaan air karena tidak adanya pemanfaatan tata guna lahan untuk konservasi air yang baik, sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan air yang diperlukan semakin meningkat, tidak diringi dengan keberlangsungan kuantitas ketersediaan air yang ada pada sumber daya air. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dan menggunakan fakta-fakta yang ada pada wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan data hidroklimatologi, tata guna lahan, dan jenis tanah. Dari data tersebut diperoleh perhitungan neraca air mengalami surplus sampai tahun 2040 dengan debit ketersediaan air, yaitu 26,98 m3/detik dari kebutuhan air sebesar 23,12 m3/detik tetapi pada bulan Januari debit mengalami defisit dengan begitu saat menentukan musim tanam sawah sebaiknya tidak melakukan penyiapan lahan di bulan Januari. Hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan neraca air tidak terlalu jauh antara kebutuhan dengan ketersediaan air, sehingga perlu upaya adanya konservasi untuk memenuhi kebutuhan air yang semakin meningkat dalam bentuk vegetatif seperti menyediakan lahan untuk dilakukan konservasi menggunakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sehingga dengan mengaplikasikan metode non vegetatif seperti pembuatan embung dan rorak maupun pembuatan pemanen air hujan.Ketersediaan AirKebutuhan airKonservasi Sumber Daya AirStrategi Konservs Summer Daya Air Melalui Pendekatan ketersediaan Dan Kebutuhan Air berisp (Studi Kasus Kabupaten Bandung Barat, provinsi Jawa Barat