Budhi GunawanSelly RiawantiALFIAN FEBRIYANTO2024-05-272024-05-272017-09-11https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/171220130006Tesis ini mengkaji mitos rambut gembel sebagai pembentuk identitas masyarakat dataran tinggi Dieng. Mitos rambut gembel dilihat terkait dengan pembentukan identitas di tengah terjadinya komodifikasi budaya. Tujuan dari tesis ini untuk mengetahui pada aras mana identitas paling kuat terjadi. Selanjutnya, untuk mengamati terjadinya komodifikasi budaya. Kajian ini menggunakan konsep etnogenesis yang menggambarkan mitos sebagai pembentuk identitas budaya, serta konsep komodifikasi budaya yang menunjukkan budaya dapat dijadikan sebagai komoditas. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian etnografi. Unit analisis dalam penelitian ini ialah masyarakat dataran tinggi Dieng sebagai pemilik mitos rambut gembel (aras mikro), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) (aras meso), dan pemerintah (aras makro). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mitos rambut gembel menjadi identitas masyarakat dataran tinggi Dieng tidak dibentuk di aras mikro karena tidak semua keluarga setuju menyertakan anaknya pada upacara ruwat rambut gembel secara masal. Pada aras meso, kepentingan menyertakan keluarga anak rambut gembel pada pembentukan identitas masyarakat dataran tinggi Dieng didasarkan pada peningkatan ekonomi masyarakat Dieng melalui pariwisata. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berperan menghubungkan antara pemerintah dengan individu, keluarga anak rambut gembel, wisatawan, serta orang-orang di luar komunitas Dieng melalui pelaksanaan upacara ruwat rambut gembel secara masal. Pada aras makro, peranan pemerintah adalah memberi legitimasi formal pada mitos rambut gembel sebagai identitas masyarakat dataran tinggi Dieng. Mitos rambut gembel kemudian dikomodifikasi melalui upacara ruwat rambut gembel secara masal yang menjadi puncak acara Dieng Culture Festival sebagai komoditas pariwisata. Penelitian menyimpulkan bahwa pembentukan identitas masyarakat dataran tinggi Dieng melalui mitos rambut gembel, paling kuat terjadi pada aras meso. Akan tetapi, jika pada aras mikro tidak didorong untuk mengakui mitos rambut gembel sebagai bagian dari identitas mereka maka hal itu tidak akan terjadi. Selain itu, jika pada aras makro tidak melakukan inisiatif untuk menjadikannya sebagai identitas maka tidak akan dikomodifikasi. Komodifikasi mitos rambut gembel dianggap mampu melestarikan budaya sambil memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dataran tinggi Dieng. Namun, kesakralan, keaslian, dan maknanya memudar seiring dengan permintaan pasar.MITOS RAMBUT GEMBELIDENTITASETNOGENESISMITOS RAMBUT GEMBEL SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT DATARAN TINGGI DIENG