Betty SubartiniRiamanPUTRI CHAERUNNISA FEBRYANTI2024-05-272024-05-272023-06-23https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/140110190073Sektor keuangan memegang peranan penting dalam perekonomian dan merupakan sektor yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sektor keuangan memiliki inovasi yang akan mengubah fondasi perbankan sentral dan merevolusi semua pengguna jasa keuangan, yaitu Financial Technology. Penerapan FinTech pada layanan keuangan digital semakin meningkat di masa pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan kejahatan berbasis teknologi dan komunikasi pun meningkat pesat. Berdasarkan data dari Honeynest Project dari BSSN – IHP pada tahun 2018, Indonesia mendapatkan 12.895.554 serangan cyber pada rentang waktu bulan Mei hingga November 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko cyber berdasarkan biaya kerugian agregat pada layanan keuangan digital agar dapat menjadi gambaran kepada sesama bahwa risiko cyber dan kerugian biaya agregat dapat sangat berpengaruh pada sektor keuangan yang juga memegang peranan penting dalam perekonomian serta dapat lebih meningkatkan keamanan cyber. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menghitung frekuensi kejadian serangan cyber mengikuti distribusi Poisson, distribusi kerugian mengikuti fungsi distribusi eksponensial, serta perhitungan besarnya kerugian agregat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi Poisson dan distribusi eksponensial dapat digunakan untuk mengukur risiko cyber berdasarkan biaya kerugian agregat, dengan biaya kerugian agregat terbesar adalah sebesar Rp2.925.235,49 dan yang terendah adalah Rp13.424,36.Risiko CyberSerangan CyberFinancial TechnologyPerhitungan Tingkat Risiko Cyber pada Layanan Keuangan Digital Berdasarkan Biaya Kerugian Agregat