An-Nissa KusumadewiSetyawan BonifaciusDETIN NITAMI2024-09-112024-09-112024-01-10https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160221200002Fraktur lapisan porselen hingga terlihatnya permukaan logam pada restorasi logam porselen (PFM) sering menimbulkan masalah karena mengganggu penampilan. Penanganan yang paling cepat dan sederhana dari masalah tersebut adalah melalui reparasi intraoral menggunakan komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan ikat geser antara logam dan komposit yang diaplikasikan metal primer dari produk kit reparasi komersial (Z-Prime Plus/ ZPP), dan dua buah adhesif universal yaitu yang mengandung monomer 10-MDP (Single Bond Universal/ SBU) dan monomer 3D-SR (Tokuyama Universal Bond/ TUB). Sebanyak 30 sampel lempeng logam nikel-kromium (Ni-Cr) yang telah di-sandblast dibagi menjadi tiga kelompok lalu masing-masing diberikan ZPP, SBU atau TUB, kemudian komposit diaplikasikan di atasnya. Setiap spesimen diuji kekuatan ikat geser hingga fraktur, kemudian jenis kegagalan dianalisis dan dikatagorikan menjadi kegagalan adhesi, kohesi dan campuran. Data dianalisis menggunakan ANAVA dan hasilnya memperlihatkan ketiga perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan (p0,05). Semua kelompok memiliki efek yang sama secara statistik terhadap jenis kegagalan ikatan (p>0,05). Simpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa adhesif universal memiliki kemampuan ikatan yang serupa dengan metal primer pada ikatan komposit dan Ni-Cr. Adhesif universal terutama yang mengandung 3D-SR, dapat dijadikan alternatif bahan adhesi untuk perbaikan fraktur PFM.adhesif universal 10-MDPadhesif universal 3D-SRkekuatan ikat geserPerbedaan Kekuatan Ikat Geser Logam dan Komposit antara Tiga Bahan Adhesi pada Reparasi Fraktur Restorasi Logam Porselen