Raden Bayu IndradiAde ZuhrotunERSA FADHILAH2024-05-302024-05-302021-07-13https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/260110170071Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan herba ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai obat tradisional diantaranya sebagai obat cacing, demam, tulang patah, bisul, koreng, obat ischuria, dan icterus (sakit kuning). Melalui beberapa penelitian herba ciplukan terbukti memiliki khasiat diantaranya antiinflamasi, imunosupresan, antidiabetes, antikanker, antimikroba, antiasma, antimalaria, antioksidan, aktivitas sitotoksik, dan antifibrosis. Untuk mendapatkan mutu bahan obat yang berkualitas dibutuhkan informasi mengenai parameter standar simplisia dan ekstrak. Sehingga dilakukan penelitian mengenai parameter standar simplisia dan ekstrak herba ciplukan (Physalis angulata L.) dari daerah Bandung, Subang, Garut, Sleman. Hasil penelitian menunjukkan parameter simplisia kadar sari larut air 18,07-27,70%; kadar sari larut etanol 6,24-9,12%; kadar flavonoid total simplisia 0,05-0,16 %; susut pengeringan 12,53-16,27%; kadar abu total 10,14-12,16 %; dan kadar abu tidak larut asam 1,40-4,63 %. Sedangkan parameter ekstrak yaitu rendemen ekstrak 11,75-19,99 %; kadar flavonoid total 0,82-1,72%; bobot jenis 1,02-1,06% dan kadar air 5-12%. Hasil kromatografi lapis tipis dengan pengembang toluen: aseton: asam asetat (6:6:0,05) menunjukan kemiripan nilai Rf bercak pada ekstrak dengan baku kuersetin yang merupakan senyawa golongan flavonoid sehingga menandakan ada kandungan flavonoid dalam ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukan simplisia dan ekstrak mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, steroid dan triterpenoid.EkstrakHerba ciplukanParameter StandarPENETAPAN PARAMETER STANDAR SIMPLISIA DAN EKSTRAK HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.)