Anne NurainiJajang Sauman HamdaniLINLIN PARLINAH2024-05-172024-05-172024-01-06https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150130160007Produksi kentang skala nasional masih belum memenuhi kebutuhan akan kentang untuk skala industry, hal ini terlihat dari import kentang masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan ekspor kentang. Peningkatan produksi kentang sangat berpotensi dalam peningkatan ketersediaan kentang untuk kebutuhan skala nasional. Penanaman kentang pada dataran medium merupakan salahsatu upaya untuk meningkatkan produksi kentang. Produksi kentang pada dataran medium belum mencapai produksi maksimal jika dibandingkan dengan penanaman kentang di dataran tinggi. Rekayasa media tumbuh berbasis amelioran dan pupuk hayati BPF indigenous diharapkan mampu meningkatkan produksi kentang kultivar Medians pada dataran medium. Penelitian bertujuan untuk menguji: 1). Komposisi (kotoran sapi/kospi + biochar batok kelapa/bi + dolomit/mit; (Kospibimit (8:1:1), Kospimit (8:2) dan Kospibi (8:2)) dan dosis amelioran 2). Pemilihan Isolat BPF Indigenouse (BI) Unggul dari ekosistem rezhosper tanaman yang berbeda; 3). Dosis BPF 4) Interaksi Kospibimit+BI pada jenis tanah berbeda terhadap pertumbuhan, hasil, sifat kimia, dan fisik tanah. Pengujian komposisi dan dosis amelioran menggunakan rancangan lingkungan RAK, perlakuan terdiri dari 9 dosis ameliorant per hektar yaitu tanpa amelioran; kospi 10 ton; kospi 20 ton; Kospibimit 10 ton; Kospibimit 20 ton; Kospimit10 ton; Kospimit 20 ton; Kospibi 10 ton; dan Kospibi 20 ton, perlakuan diulang 3 kali. Penentuan dosis untuk komposisis ameliorant Kospibimit (8:1:1) + NPK menggunakan rancangan RAK, dosis perlakuan per hektar terdiri dari tanpa ameliorant; 10 ton Kospibimit + 150 kg NPK; 20 ton Kospibimit + 150 kg NPK; dan 300 kg NPK tanpa Kospibimit, perlakuan diulang 6 kali. Pemilihan Isolat BPF Unggul dengan metoda penjaringan, penentuan jenis dan dosis BPF menggunakan rancangan lingkungan RAK dengan dosis perlakuan per hektar yaitu tanpa BPF; 50 kg Pseudacidovorax intermedius; 50 kg Agrobacterium fabrum; 50 kg Agrobacterium tumefaciens; 50 kg Serratia nematodiphila; 100 kg P. intermedius; 100 kg A. fabrum; 100 kg A. tumefaciens; 100 kg S. nematodiphila; 150 kg P. intermedius; 150 kg A. fabrum; 150 kg A. tumefaciens, 150 kg S. nematodiphila, perlakuan diulang 3 kali. Penentuan dosis A. fabrum dilapangan menggunakan rancangan RAK dengan pemberian perlakuan per hektar yaitu tanpa A. fabrum; 12,5 x 1013 CFU; 25 x 1013 CFU; dan 37,5 x 1013 CFU, perlakuan diulang 6 kali. Penentuan ameliorant dan pupuk hayati BPF pada jenis tanah berbeda menggunakan rancangan lingkungan split plot, petak utama yaitu Andisol dan Inceptisol sedangkan anak petak dosis per hektar yaitu tanpa ameliorant dan BPF; P. intermedius + 10 ton Kospibimit; A. fabrum + 10 ton Kospibimit; P. intermedius + 20 ton Kospibimit; A. fabrum + 20 ton Kospibimit, perlakuan diulang 3 kali. Hasil pengujian didapat bahwa perlakuan P. intermedius + 10 ton ha-1 Kospibimit (8:1:1) mampu meningkatkan produksi tanaman kentang di dataran medium.Amelioran; BPF; Kentang; Dataran mediumTidak ada keywordTidak ada keywordRekayasa Media Tumbuh Berbasis Amelioran dan Pupuk Hayati Bakteri Pelarut Fospat Indigenous untuk Meningkatkan Produksi Kentang di Dataran Medium