Denny NurdinRahmi Alma Farah AdangNI LUH INDRI KRISTIANTI2024-11-262024-11-262020-01-10https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160621170005Restorasi mahkota pasak fiber dan endocrown merupakan pilihan restorasi untuk gigi posterior ketika kehilangan struktur jaringan koronal yang luas pasca perawatan saluran akar. Ketahanan restorasi gigi posterior sangat dipengaruhi oleh tegangan selama proses pengunyahan. Distribusi tegangan yang terkonsentrasi akan berdampak pada kegagalan restorasi atau kerusakan pada struktur gigi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan distribusi tegangan antara mahkota pasak fiber glass dan endocrown lithium disilicate menggunakan Metode Finite Element. Metode Finite Element adalah suatu metode analisis dengan pendekatan numerik yang digunakan untuk menganalisis permasalahan distribusi tegangan akibat geometri, pembebanan dan sifat material pada struktur gigi dan restorasi. Penelitian ini menggunakan sampel pemodelan tiga dimensi gigi molar pertama rahang bawah yang direstorasi dengan mahkota pasak fiber glass dan endocrown lithium disilicate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restorasi endocrown lithium disilicate memiliki tegangan minimum principal yang lebih rendah dibandingkan mahkota pasak fiber glass sedangkan mahkota pasak fiber glass memiliki tegangam maximum principal yang lebih rendah dibandingkan restorasi endocrown lithium disilicate. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan distribusi tegangan antara mahkota pasak fiber glass dan endocrown lithium disilicate menggunakan analisis Metode Finite Element.mahkota pasak fibre glassendocrown lithium disilicatedistribute teganganANALISIS PERBEDAAN DISTRIBUSI TEGANGAN ANTARA MAHKOTA PASAK FIBER GLASS DAN ENDOCROWN LITHIUM DISILICATE MENGGUNAKAN METODE FINITE ELEMENT