Kandaga, Repository Unpad

Repositori Kandaga merupakan portal yang berisi koleksi-koleksi karya ilmiah dari seluruh mahasiswa Universitas Padjadjaran dari berbagai jenjang pendidikan.

Seluruh koleksi dapat diakses melalui halaman Situs Web Kandaga.

Untuk pengajuan Unggah Mandiri dapat dilakukan melalui tautan berikut:

Gedung Kandaga
 

Communities in DSpace

Select a community to browse its collections.

Now showing 1 - 2 of 2

Recent Submissions

Item
Pengembangan Nanopartikel Dari Ekstrak Mitragyna Speciosa Dan Chitosan-Alginat Sebagai Stimulator Termogenesis Adaptif Pada Tikus Yang Diinduksi High Fat Diet
(Sekolah Pascasarjana, 2024-08-12) Khoirul Rista Abidin; Ronny Lesmana; Mas Rizky Anggun Adipurna; Kelana Kusuma Dharma
Latar Belakang: High Fat Diet (HFD) menjadi faktor utama pemicu masalah kesehatan seperti peningkatan massa tubuh, nafsu makan dan disfungsi termogenesis sebagai penyeimbang kalori yang masuk. Pemeliharaan fungsi termogenesis adaptif diperlukan untuk mencegah komplikasi buruk akibat HFD. Mitragynine dalam bentuk nanopartikel berbahan biopolimer chitosan menjadi solusi alternatif untuk membantu pemeliharaan fungsi termogenesis adaptif. Tujuan dari penelitan ini adalah memformulasikan dan mengevaluasi nanopartikel ekstrak M. speciosa sebagai stimulator termogenesis adaptif pada tikus model yang diinduksi HFD. Metode: desain penelitian yang digunakan yaitu quasy experimental with post-test only group. Penelitian ini menggunakan tikus Wistar usia 13 minggu sebanyak 42 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok (Normal, HFD, HFD+MG50, HFD+Npm5, HFD+Npm10, dan HFD+Npm20). Perlakuan terhadap tikus dilakukan selama 8 minggu. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu kadar profil lipid, aktivitas UCP-1. Hasil: Kadar trigliserida kelompok HFD+Npm10 lebih rendah dibanding kelompok HFD (p=0.038), kadar kolesterol kelompok HFD+MG50, HFD+Npm5, HFD+Npm20 lebih rendah dibandingkan kelompok HFD dengan nilai p masing-masing 0.024, 0.013, dan 0.000, kadar LDL kelompok HFD+Npm5, HFD+Npm10, dan HFD+Npm20 lebih rendah dibandingkan kelompok HFD dengan nilai p masing-masing 0.001, 0.016, dan 0.001. Kadar UCP-1 kelompok HFD lebih rendah dibanding kelompok HFD dengan nanopartikel ekstrak M. speciosa Kesimpulan: Nanopartikel ekstrak M. speciosa dengan dosis 20 mg/kg BB dapat memodulasi profil lipid kolesterol dan LDL dengan mengaktivasi UCP-1 untuk produksi termogenesis adaptif. Selain itu nanopartikel ekstrak M. speciosa dapat mencegah kenaikan berat badan pada tikus HFD hingga minggu ke 4.
Item
Desain, Ekspresi Dan Uji Protein Fungsional Berbasis Fragmen Antibodi Sebagai Komponen Uji Cepat Antigen Chikungunya
(Sekolah Pascasarjana, 2023-08-14) Bevi Lidya; Toto Subroto; Bachti Alisjahbana; Muhammad Yusuf
Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV), suatu Alfavirus family Togaviridae, yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia, Chikungunya ditemukan pertama kali tahun 1973 dan masih ada sampai sekarang. Secara klinis gejala Chikungunya sulit dibedakan dengan demam berdarah, sementara penanganan kedua penyakit tersebut sangat berbeda. Diagnosis Chikungunya dapat dibantu dengan pemeriksaan laboratorium melalui isolasi virus, Reverse Transcriptase- Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau ELISA, namun alatnya mahal dan perlu staf yang terlatih. Untuk memudahkan diagnosis, telah tersedia secara komersial alat uji cepat Chikungunya impor dengan metode Pengujian Aliran Lateral (PAL). Telah dilakukan pengujian sensitivitas dan spesifisitas dua produk uji cepat impor terhadap spesimen di Jakarta dan Bandung, pengujian menunjukkan bahwa sensitivitas produk terhadap IgM Chikungunya hanya 20,5% dengan spesifisitas 100% untuk produk pertama dan sensitivitas 50,8% dengan spesifisitas 89,2% untuk produk kedua. Alat uji cepat yang sensitif terhadap CHIKV sangat diperlukan untuk membantu diagnosis penyakit Chikungunya. Protein fungsional yang berperan sebagai salah satu komponen dalam alat uji cepat dapat dibuat menggunakan fragmen antibodi yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap antigen CHIKV. Pada penelitian ini dilakukan analisis sekuen CHIKV Indonesia dan Afrika/ECSA, pengkajian interaksi antara Fab CHIKV dengan antigen CHIKV, dan menentukan Fab terbaik sebagai kandidat scFv secara in silico. Dirancang ScFv yang dapat teramobilisasi pada membran nitroselulosa (ScFv-DI) dan yang dapat membentuk konyugat dengan nanopartikel emas (ScFv link C). Protein diekspresikan dalam sel inang Escherichia coli BL21 (DE3). Kedua ScFv dikarakterisasi sebelum dilakukan uji fungsinya. Pengujian afinitas kedua ScFv terhadap antigen CHIKV dilakukan menggunakan Surface Plasmon Resonance. Hasil penelitian terdapat perbedaan sekuen E1E2 Chikungunya di Indonesia dengan Afrika/ECSA, ada 21 mutasi. Perbedaan sekuen tidak menyebabkan afinitas yang berbeda jauh antara CHIKV Indonesia dan ECSA terhadap Fab CHK-152 yang dipilih untuk dikembangkan sebagai ScFv. Desain ScFv-DI dan ScFv link C telah diperoleh secara in silico. Kedua ScFv dapat terekspresi pada inang E. coli BL21 (DE3) dengan media Terrific Broth, bahan penginduksi L-rhamnosa 2,5 mM, marka seleksi antibiotik kanamisin, lama induksi 48 jam pada suhu 37 ÂșC dengan kecepatan pengadukan 250 rpm. Protein ekstraseluler rScFv-DI rekombinan memiliki berat molekul 36,4 kDa dan ScFv link C rekombinan sebesar 26,3 kDa. rScFv-DI dapat teramobilisasi pada membran nitroselulosa dengan baik. rScFv link C dapat membentuk konyugat dengan nanopartikel emas. Kedua ScFv memiliki afinitas terhadap protein E2 antigen CHIKV hasil pengujian dengan metode Surface Plasmon Resonance. Energi ikatan dan nilai KD rScFv-DI terhadap protein E2 CHIKV adalah sebesar -7,3715 kkal/mol dan 3,17x10-6 M, dan untuk rScFv link C sebesar -7,3715 kkal/mol dan 3,04x10-6 M. rScFv-DI dan rScFv link C dapat diusulkan digunakan sebagai komponen alat uji cepat metode pengujian aliran lateral (PAL) terhadap antigen virus Chikungunya.
Item
Korelasi Antara Surgical Complication Assessment Scale In Third Molar Surgery (SCATM) Dengan Kadar Prostaglandin E2 (PGE2) Pada Saliva Pasca Odontektomi Gigi Impaksi Molar Ketiga Mandibula
(2023-07-10) AGNESTHESIA RUTH STEVHANY; Harmas Yazid Yusuf; Farah Asnely Putri
Korelasi Antara Surgical Complication Assessment Scale In Third Molar Surgery (SCATM) Dengan Kadar Prostaglandin E2 (PGE2) Pada Saliva Pasca Odontektomi Gigi Impaksi Molar Ketiga Mandibula Pendahuluan: Penatalaksanaan pada gigi molar ketiga merupakan tindakan pembedahan yang paling sering dilakukan. Tindakan odontektomi bisa menyebabkan cedera dan rusaknya jaringan lunak dan keras serta menimbulkan suatu risiko dan komplikasi diantaranya adalah respon inflamasi, nyeri, edema, alveolar osteitis dan abses. Inflamasi dimulai saat cedera jaringan mulai terjadi dan berlangsung 3 sampai 5 hari pasca odontektomi. Surgical Complication Assessment Scale in Third Molar Surgery (SCATM) merupakan instrumen baru untuk mengukur skala penilaian risiko dan komplikasi pasca odontektomi pada molar ketiga mandibula. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis korelasi antara Surgical Complication Assessment Scale in Third Molar Surgery (SCATM) dengan kadar Prostaglandin E2 (PGE2) pada saliva pasca odontektomi gigi impaksi molar ketiga mandibula. Metode: Penelitian dilakukan pada 25 pasien dengan kasus impaksi molar ketiga mandibula yang dilakukan odontektomi dalam anastesi lokal di Poli Bedah Minor Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Padjadjaran. Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan subjek peneltian untuk kelompok uji dilakukan secara acak. Setelah di lakukan tindakan odontektomi, di lakukan pengukuran SCATM dan kadar PGE2 (T0). Selanjutnya dilakukan pengukuran pada jam ke-72(T1) serta jam ke-120 (T2). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan bermakna secara statistik antara SCATM dengan kadar PGE2 pada saliva pasca odontektomi gigi impaksi molar ketiga mandibula pada jam ke-72 dan jam ke-120. Nilai koefisien korelasi jam ke-72 r=0.672 (p<0.001) dan jam ke-120 r=0.728 (p<0.001). simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara antara nilai Surgical Complication Assessment Scale in Third Molar Surgery (SCATM) dengan kadar Prostaglandin E2 (PGE2) pada saliva pasca odontektomi gigi molar ketiga mandibula pada jam ke-72 dan jam ke-120. Kata Kunci: Odontektomi, Komplikasi, SCATM, Prostaglandin E2
Item
HUBUNGAN KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) SALIVA DENGAN GAMBARAN KLINIS JARINGAN PARUT PADA PASIEN PASCA OPERASI LABIOPLASTI
(2023-08-08) NIKEN LAKSMITARANI; Andri Hardianto; Indra Hadikrishna
Pendahuluan: Jaringan parut pada labioplasti adalah hasil yang tak dapat dihindarkan dari luka operasi. Jaringan parut ini dapat menimbulkan masalah secara fungsional, kosmetik dan psikologis Penilaian objektif memberikan pengukuran kuantitatif pada jaringan parut, sedangkan penilaian subjektif bergantung pada penilaian pengamat. Skala yang digunakan untuk mengevaluasi berbagai tipe jaringan parut salah satunya Vancouver Scar Scale (VSS). Penilaian objektif yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai Vascular endothelial growth factor (VEGF) yang diketahui sebagai mediator angiogenensis yang mempromosi penyembuhan luka kutan dan merangsang pembentukan jaringan parut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa korelasi antara nilai kadar VEGF saliva pada hari ke 21 dengan gambaran klinis jaringan parut pada pasien pasca operasi labioplasti pada hari ke 90. Metode: Penelitian dilakukan pada 36 pasien dengan kasus celah bibir unilateral yang telah dilakukan operasi labioplasti di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan subjek penelitian untuk kelompok uji dilakukan secara acak. Setelah di lakukan tindakan labioplasti, di lakukan pengukuran kadar VEGF pada hari ke 21, selanjutnya dilakukan penilaian gambaran klinis jaringan parut dengan VSS pada hari ke 90. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan bermakna secara statistik antara kadar VEGF dengan gambaran klinis jaringan parut. Nilai koefisien korelasi antara VEGF dan gambaran klinis jaringan parut sebesar r=0.804 (p=0.001). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara nilai VEGF saliva dengan gambaran klinis jaringan parut pada pasien pasca operasi labioplasti.
Item
EFEKTIVITAS APLIKASI LIVE TRANSCRIBE SEBAGAI MEDIA EVALUASI HURUF KONSONAN PADA PASIEN CELAH PALATUM PASCA PALATOPLASTI
(2023-07-30) ERZA KURNIAWAN; Farah Asnely Putri; Andri Hardianto
Pendahuluan: Evaluasi tentang fungsi bicara telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya tetapi evaluasi tersebut hanya berdasarkan subyektif. Saat ini di dunia mengalami masa dimana terdapat penyakit baru yang menjadi suatu pandemi. Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang serius sehingga terapi wicara banyak terhenti akibat dari kondisi pandemi. Live transcribe adalah aplikasi yang secara otomatis mentranskripsikan ucapan hampir secara real-time, sehingga diharapkan dapat membantu terapis wicara menjadi sebagai media evaluasi terapi wicara. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aplikasi Live Transcribe efektif untuk menilai ketepatan pelafalan kata dan dapat menjadi suatu media untuk evaluasi terapi wicara pada pasien celah palatum pasca palatoplasti. Metode: Penelitian dilakukan pada 35 subjek pada pasien terapi wicara pasca palatoplasti di Pusat Pelayanan Celah Bibir & Langit-langit/Cleft Labio Palatoschiziz (CLP) Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita Jakarta . Subjek pada penelitian ini dilakukan secara total purposive sampling yaitu mengambil subjek dari sebagian populasi yang memenuhi kriteria inklusi sampai terpenuhi besar subjek minimal. Hasil: Secara keseluruhan, terdapat perbedaan skor terapi wicara yang signifikan antara aplikasi Live Transcribe dan kovensional, dimana secara umum teknik konvensional memiliki nilai rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik Live Transcribe dan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan teknik konvensional dengan aplikasi Live Transcribe menunjukan perbedaan yang signifikan pada konsonan /p/ dan konsonan /b sedangkan pada konsonan /m/ tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.