S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Author "ABDIEL PRAHA D"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item POPULASI DAN SEBARAN BERANG - BERANG CAKAR KECIL (Aonyx cinereus, Illiger 1815) DI WILAYAH RENCANA PLTA CISOKAN, JAWA BARAT(2019-10-24) ABDIEL PRAHA D; Erri Noviar Megantara; Teguh HusodoPopulasi berang – berang cakar kecil (Aonyx cinereus, Illiger 1815) di wilayah Asia Tenggara semakin menurun disebabkan perubahan habitat akibat pembangunan, berkurangnya satwa mangsa dan eksploitasi. Penurunan habitat pada kawasan juga akan dialami dari rencana pembangunan PLTA Cisokan, sehingga akan mengancam keberadaan berang – berang di aliran Sungai Citali – Cisokan, Cilengkong dan Cirumamis. Oleh karena itu penelitian mengenai keberadaan Aonyx cinereus di wilayah rencana PLTA Cisokan penting dilakukan, untuk memperoleh data mengenai estimasi populasi dan sebarannya sebagai referensi dalam upaya pengelolaan satwa. Penelitian ini dilakukan tanggal 9 Februari – 5 April 2017. Metode yang digunakan adalah kulitatif menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, sign survey dan pemasangan camera trap. Dari hasil penelitian ditemukan 32 tanda keberadaan satwa (21 titik feses, 8 titik jejak & 3 titik sarang) dan perekaman camera trap selama penelitian menunjukkan bahwa estimasi populasi Aonyx cinereus di wilayah aliran sungai rencana PLTA Cisokan berjumlah 5 – 14 individu. Populasinya terdistribusi pada tiga wilayah yaitu aliran Sungai Citali – Cisokan, Cilengkong dan Cirumamis. Peta sebaran berang – berang menunjukkan bahwa berdasarkan ketinggian tempat satwa ini dapat ditemukan pada ketinggian 483,4 – 759 mdpl dan menggunakan wilayah persawahan, talun, semak serta hutan alam disekitar aliran sungai sebagai habitatnya. Gangguan terhadap satwa yang terjadi yaitu hilangnya habitat dan pencemaran lingkungan perairan oleh pestisida dan racun kimiawi karena aktivitas masyarat dan pembangunan konstruksi PLTA Cisokan disekitar aliran sungai. Konflik yang terjadi yaitu dimangsanya ikan peliharaan pada kolam warga, kematian beberapa individu berang – berang oleh anjing penjaga disekitar kolam ikan dan kerusakan rumpun padi akibat tingginya aktivitas mencari mangsa di persawahan. Upaya perlindungan yang terjadi yaitu tidak adanya perburuan berang – berang dan mitos lokal menyebabkan satwa ini cukup ditakuti dan dihindari.