Fakultas Teknik Geologi
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Fakultas Teknik Geologi by Author "ABDULLAH ALGHANI"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Karakteristik Fasies Breksi Diatrem serta Hubungannya dengan Alterasi dan Mineralisasi di Daerah X, Provinsi Sulawesi Utara(2017-02-18) ABDULLAH ALGHANI; Cecep Yandri Sunarie; Cecep Yandri SunarieDalam suatu sistem magmatisme, fase hidrovukanik berupa erupsi freatik dan freatomagmatik akan menghasilkan formasi batuan berupa sistem vulkanik maar yang memiliki pipa vertikal dibawahnya berupa breksi diatrem. Breksi diatrem pada endapan emas epithermal sulfidasi tinggi di daerah X, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia berperan sebagai salah satu batuan induk dari tercebaknya mineralisasi. Secara stratigrafi, satuan batuan dari tua ke muda yang terdapat di daerah penelitian adalah andesit yang diendapkan pada umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, kemudian satuan tuf, dan lapili tuf yang diendapkakan pada umur Pliosen – Plestosen, serta breksi diatrem hadir menerobos seluruh satuan batuan pada umur pleistosen dan mengendapkan produk vulkanisme berupa breksi tuf, tuf, lapili tuf dan breksi piroklastik sebagai satuan termuda di daerah penelitian. Breksi pada daerah penelitian adalah breksi diatrem atau breksi yang dihasilkan dari erupsi freatomagmatik. Hal ini dibuktikan dengan distribusinya yang secara vertikal, adanya klast batuan dari basement dan dari permukaan, adanya klast wispy juvenile, serta matriks yang menunjukan adanya fluidisasi. Pada breksi diatrem ini terdapat kontribusi freatik dan freatomagmatik yang menghasilkan dua lokasi breksi di permukaan yaitu Breksi Ali dan Breksi Kus. Breksi diatrem pada daerah penelitian dipisahkan ke dalam tujuh fasies yang berbeda dimana lima fasies tersingkap di permukaan yaitu fasies breksi milled polimik berlapis (Fasies A), breksi crackle monomik (Fasies B), breksi jigsaw monomik klast silika creamy (Fasies C), breksi rotational polimik klast dominan (Fasies D), dan breksi rotational polimik matriks dominan (Fasies E), serta dua fasies lainnya yang hanya teramati pada batuan inti yaitu fasies breksi polimik matriks supported matriks silika putih (Fasies F), dan breksi polimik klast supported matriks silika putih (Fasies G). Kehadiran mineral sekunder berupa klorit, epidot, illit, montmorillonit, alunit, pirofilit, dikit, kaolinit, dan kuarsa menunjukan bahwa rentang temperatur fluida pembentuk alterasi hidrothermal di daerah penelitian berkisar antara 1800 -200oC (Hedenquist, 2003). Sementara kehadiran kuarsa sekunder dan vuggy silika menunjukan fluida hadir dengan pH asam. Berdasarkan interpretasi korealsi hubungan tiap fasies breksi, analisis mineral sekunder, dan geokimia unsur logam yang dilakukan maka disimpulkan bahwa breksi diatrem yang berada pada daerah penelitian berperan sebagai host rock mineralisasi dimana kadar tertinggi berada pada bagian tepi pipa yaitu pada fasies B dan C yang merupakan breksi crackle dan breksi open space. Mineralisasi yang terbentuk pada breksi diinterpretasikan terbentuk pada tiga tahap yaitu pre breksiasi, yang ditunjukan oleh beda alterasi antara klast dan matriks pada beberapa lokasi, mineralisasi berupa pirit yang hadir sebagai semen pada klast breksi yang menunjukan adanya mineralisasi pada tahap sin breksiasi, serta urat dan vug filling pada matriks breksi ynag menunjukan masih adanya aktifitas hidrothermal pada fase post breksiasi.