S3 - Doktor
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S3 - Doktor by Author "AL AROFATUS NAINI"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item TERPENOID DARI KULIT BATANG Dysoxylum parasiticum DENGAN AKTIVITASNYA SEBAGAI IMUNOMODULATOR TOLL-LIKE RECEPTOR 4 (TLR4) DAN SITOTOKSISITASNYA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) DAN SEL KANKER SERVI(2023-09-11) AL AROFATUS NAINI; Unang Supratman; Tri MayantiDua puluh delapan terpenoid termasuk dua seskuiterpenoid baru, disotikan A dan B (1, 2), enam seskuiterpenoid dimer baru, disotikan C-H (13-18), dan tujuh limonoid tipe preurianin baru, paraksilin A-G (22-28), bersama dengan 10 seskuiterpenoid dan tiga analog triterpenoid telah diisolasi dari kulit batang Dysoxylum parasiticum (Osbeck) Kosterm. (Meliaceae) yang tumbuh di Jawa Barat, Indonesia. Struktur senyawa ditentukan berdasarkan analisis spektroskopi secara ekstensif, perhitungan kimia kuantum menggunakan metode density functional theory serta dilengkapi dengan algoritma DP4+. Disotikan A dan B merupakan senyawa baru kadinan dengan sedikit modifikasi, sementara C, D dan G, H menampilkan pseudo-sesquiterpenoid dimer kadinan baru melalui ikatan O-eter, kecuali disotikan D dengan kerangka berbasis guaian. Disotikan E dan F juga dikarakterisasi sebagai true-seskuiterpenoid dimer melalui ikatan C-C langsung dengan E menampilkan hibrida eudesman-germakren dan F menunjukkan dimerik kadinan oleh jembatan keton. Paraksilin A-G adalah tipe preurianin pertama dengan substitusi penuh pada cincin-C,D, yang menghasilkan kerangka seko-limonoid dengan tingkat oksigenasi tinggi. Uji secreted alkaline phosphate (SEAP) terhadap sel manusia dan murin yang difungsionalisasi TLR4 dilakukan untuk mengevaluasi efeknya terhadap regulasi imun. Uji imunologi mengungkapkan bahwa 1, 6, 18-20 bertindak sebagai antagonis untuk mengurangi stimulasi lipopolisakarida (LPS) dan 23 adalah TLR4 agonis yang mengaktivasi lebih kuat dari LPS pada kedua sel manusia dan murin, sementara 8, 10, 12 dan 22, 24-26 sepenuhnya mengubah aktivitas mereka masing-masing dari antagonis hTLR4 menjadi agonis mTLR4 dan sebaliknya. Senyawa 2, 3, 11, 14-16 menunjukkan antagonis parsial terhadap mTLR4. Aktivitas imunomodulator dari senyawa terpilih ini kemudian dibuktikan dengan regulasinya terhadap sitokin utama pro inflamasi, TNF-α, IL-1 (IL-1α, IL-1β), dan IL-6 dari jalur signaling NF-kB dengan konsentrasi dependen melalui enzim-linked immunosorbent assay (ELISA). Senyawa 6, 17 menunjukkan sitotoksisitas paling potensial terhadap sel MCF-7 dan HeLa dengan nilai IC50 9,29-12,07 μM, sedangkan 1, 2, 13, 15, 22, 24, 25, 28 menunjukkan sitotoksisitas sedang (IC50 22,15-45,14 μM), dan 14, 18 secara selektif menghambat pertumbuhan sel HeLa dengan nilai IC50 sebesar 13,00 dan 39,17 μM. Analisis hubungan struktur-aktivitas mengkonfirmasi bahwa polaritas, berat molekul, epimerisasi, dimerisasi, siklisasi serta posisi dan substitusi gugus fungsi menunjukkan korelasi dengan sifat imunomodulator TLR4 dan sitotoksisitasnya terhadap sel kanker manusia dengan adanya peningkatan atau penurunan regulasi.