S3 - Doktor
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S3 - Doktor by Author "Bambang Nurhadi"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Rekayasa Tingkat Kematangan Panen dan Pengolahan Buah Kopi Untuk Memproduksi Biji Kopi Kering Kaya Antioksidan(2023-08-23) TRI HARIYADI; Santi Rosniawaty; Bambang NurhadiKopi merupakan salah satu minuman penyegar yang cukup populer. Kopi arabika dan robusta merupakan jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi. Manfaat yang optimal dari segi kenikmatan dan kesehatan diperoleh bila mengkonsumsi kopi dengan kandungan kafein rendah dan asam khlorogenat (chlorogenic acid, CGA) optimum tetapi masih memiliki citarasa yang dapat diterima. Waktu panen, pengolahan pasca panen, serta lama waktu roasting merupakan penentu kualitas kopi (kadar kafein dan CGA). Tingkat kematangan merupakan salah satu parameter agar buah kopi yang dipetik memiliki rasa yang enak tetapi kaya antioksidan. Standar tingkat kematangan yang masih berupa ukuran kualitatif perlu dikonversi ke dalam umur buah kopi. Warna kulit buah kopi diukur menggunakan colorimeter. Diperlukan standar kematangan agar mendapatkan buah kopi yang mengandung kafein dan CGA optimum. Pengolahan pasca panen menghasilkan biji kopi kering. Perlu dikaji pengaruh pengolahan pasca panen terhadap kandungan kafein dan CGA kopi kering. Proses roasting mengakibatkan perubahan kadar kafein dan CGA sehingga mempengaruhi rasa dan aroma kopi. Perlu dikaji lama waktu roasting yang tepat sehingga diperoleh seduhan kopi yang mengandung kafein dan CGA yang optimum tetapi disukai panelis. Tujuan penelitian ini adalah membuat produk kopi selain enak juga kaya antioksidan dengan; (1) menentukan hubungan umur dengan tingkat kematangan buah pada kopi arabika dan robusta; (2) menentukan hubungan umur buah dengan kandungan kafein dan CGA pada biji kopi arabika dan robusta; (3) menentukan jenis pengolahan pasca panen biji kopi kering dengan kandungan kafein dan CGA yang optimum; (4) menentukan waktu roasting terhadap kandungan kafein dan CGA optimum biji kopi kering serta seduhan yang memiliki rasa dan aroma yang disukai oleh panelis. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pangan dan Laboratorium Instrumentasi Analitik, Politeknik Negeri Bandung pada bulan Februari 2020 sampai Desember 2020. Kopi arabika berupa mix kultivar Lini.S 795 dan Sigarar Utang dari Kabupaten Karawang dan kopi robusta berupa mix kultivar Sehasence dan Sintaro 1 dari Kabupaten Bandung. Warna kulit buah kopi diukur menggunakan Colorimeter Amtast AMT567. Pengolahan pasca panen menggunakan metoda kering, semi basah dan basah. Proses roasting dilakukan pada suhu 210℃ dengan variasi waktu 3, 6, 9, 12 dan 15 menit. Analisis kadar air menggunakan metode gravimetri, kadar kafein dan CGA menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Pengujian kesukaan kepada 30 panelis tidak terlatih dilakukan secara acak. Hasil eksperimen diolah menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi. Hasil studi rekayasa tingkat kematangan panen dan pengolahan buah kopi untuk memproduksi biji kopi arabika dan robusta kering kaya antioksidan sebagai seduhan dengan aroma dan rasa yang disukai panelis adalah : waktu pemanenan buah kopi arabika dan robusta pada 21 hari Waktu Menuju Matang (WMM) dengan metoda pengolahan pasca panen secara semi basah, melalui proses roasting pada suhu 210℃ dengan waktu roasting selama 9 menit dihasilkan kopi kering arabika dengan kandungan kafein 0,897+0,016%,d/b dan CGA 5,038+0,215%,d/b, serta robusta dengan kadar kafein 3,257+0,023%,d/b dan CGA 8,347+0,039%,d/b.Item Studi Potensi Ekstrak Daun Kelor Sebagai Biostimulan pada Perkecambahan, Pertumbuhan, Hasil, Kualitas Hasil dan Pasca-Panen Cabai Besar (Capsicum annuum L.)(2024-01-12) NITA YUNIATI; Bambang Nurhadi; KusumiyatiJawa Barat merupakan provinsi yang berkontribusi besar dalam produksi cabai besar nasional, salah satunya jenis cabai besar. Namun demikian, terdapat penurunan produksi dan produktivitas cabai di tahun 2021, yang dapat disebabkan oleh perkecambahan yang tidak serempak, praktik budidaya yang belum optimal, serta iklim yang tidak menentu. Selain itu, sifat buah cabai yang mudah rusak juga masih menjadi kendala yang harus dihadapi di tahap pasca-panen. Aplikasi biostimulan yang berasal dari ekstrak daun kelor (moringa leaf extract/MLE) merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan konsentrasi terbaik dari agen priming ekstrak daun kelor dalam meningkatkan perkecambahan benih cabai, (2) mengetahui bagaimana pengaruh aplikasi ekstrak daun kelor melalui priming benih, penyemprotan ke daun, dan kombinasi keduanya terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil cabai hijau, dan (3) untuk melihat perubahan fisik dan kandungan metabolit buah cabai hijau selama penyimpanan setelah diaplikasikan ekstrak daun kelor pada waktu yang berbeda. Penelitian terdiri dari 3 tahap dan dilaksanakan pada bulan Juliï€Desember 2022 di Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Hasil penelitian tahap 1 menunjukkan bahwa priming benih dengan MLE 1:20 (MLE priming) mampu meningkatkan persentase kecambah normal, indeks berkecambah, indeks kecepatan berkecambah, keserempakan tumbuh kecambah, indeks vigor, panjang hipokotil, bobot segar akar dan hipokotil + plumula, serta menurunkan rata-rata waktu berkecambah. Pada penelitian tahap 2 di lapangan, seluruh perlakuan kombinasi MLE priming + penyemprotan MLE ke daun (foliar MLE) memberikan respons yang lebih baik dibandingkan aplikasi secara mandiri. Terkait hal ini, perlakuan MLE priming + foliar MLE 1:30 efektif meningkatkan parameter fisiologis tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, hasil, dimensi buah, kekerasan, dan vitamin C buah. Berdasarkan hasil penelitian tahap 3, perlakuan MLE pra-panen dan kontrol menunjukkan perubahan fisik dan kandungan metabolit yang hampir serupa saat disimpan. Perlakuan MLE pasca-panen melalui coating menunjukkan nilai L*, a*, susut bobot, kekerasan, dan vitamin C buah paling baik dibandingkan kedua perlakuan tersebut saat 7 hari setelah disimpan. Perlakuan ini juga berhasil memperlambat laju perubahan kualitas pasca-panen buah cabai hijau selama penyimpanan.