Fisika (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Fisika (S2) by Author "I Made Joni"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Pengaruh Plasma Terhadap Karakteristik Tar Hasil Gasifikasi Biomassa(2023-04-15) HARRY POETRA SOEDARSONO; I Made Joni; Ferry FaizalPenelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi lebih dalam pengaruh plasma terhadap karakteristik tar hasil gasifikasi biomassa. Metode dekomposisi tar yang digunakan adalah secondary plasma tar cracking system. Tar yang sudah melewati secondary plasma tar cracking unit selanjutnya diperangkap menggunakan 6 botol impinger. Didapatkan 3 set sampel tar yang sudah terpapar plasma dengan daya plasma masing – masing 0 W, 42 W, dan 85 W, kemudian danalisis karakteristiknya dengan menggunakan gravimetri, PSA, PL spectroscopy, dan FTIR spectroscopy. Hasil pengujian menggunakan gravimetri pada 3 sampel tar menunjukkan adanya penurunan konsentrasi tar secara signifikan antara sampel tar yang terpapar plasma dengan daya 0 W, 42 W, dan 85 W, dengan konsentrasi paling tinggi 0,0562 g L-1 pada daya plasma 0 W, dan paling rendah 0,0072 g L-1 pada daya plasma 85 W. Hasil pengujian menggunakan PSA juga menunjukkan penurunan signifikan pada distribusi ukuran partikel tar yang terperangkap dalam impinger. Didapatkan nilai rata – rata diameter partikel tar paling besar 2.301,1 nm pada impinger 1 daya plasma 0 W, dan paling kecil 16,2 nm pada impinger 6 daya plasma 85 W. Hasil pengujian PL juga menunjukkan adanya pergeseran puncak emisi ketika sampel tar terpapar oleh panjang gelombang eksitasi 254 nm. Pada sampel tar yang terpapar plasma dengan daya 0 W pergeseran puncak emisi dari hijau bergeser ke biru terjadi pada impinger 6, sementara pada daya plasma 85 W pergeseran terjadi pada impinger 3. Hasil pengujian FTIR juga menunjukkan adanya perubahan signifikan pada gugus fungsi penyusun tar. Perubahan paling mencolok terlihat pada botol impinger 6, hamper seluruh gugus fungsi tar tidak terdekteksi pada sampel tar yang terpapar oleh daya plasma 42 W dan 85 W. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa plasma berpengaruh besar terhadap karakteristik tar yang dihasilkan dari proses gasifikasi. Walaupun hasil tar yang didapatkan belum mencapai ukuran CQDs, tetapi karakteristik tar yang didapatkan sudah menyerupai CQDs.Item Pengaruh Sistem Aerasi Nanobubble Terkendali untuk Pertumbuhan Biofilm pada Reaktor Moving Bed Biofilm dalam Mendegradasi Amonia Nitrogen Total di Recirculating Aquaculture System(2023-08-10) PUTU AYUSTIN SURIASNI; Ferry Faizal; I Made JoniRecirculating Aquaculture System (RAS) merupakan sistem tertutup yang meresirkulasi kembali air pada budidaya perikanan. Masalah utama pada sistem ini adalah tingginya amonia nitrogen total atau TAN (Total Ammonia Nitrogen) sehingga dibutuhkan proses penguraian menggunakan salah satu jenis biofilter yaitu Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Untuk memenuhi ketersediaan oksigen di dalam sistem maka sistem aerasi nanobubble diaplikasikan ke dalam sistem. Sistem aerasi nanobubble memiliki ukuran bubble yang kecil sehingga transfer oksigen menjadi lebih efisien sehingga pertumbuhan biofilm menjadi lebih optimum dan efisiensi degradasi TAN yang tinggi dapat tercapai. Efektivitas bubble dalam mentransfer oksigen ditandai dengan koefisien transfer volumetrik (k_L a_((T) )) Pengujian efek nanobubble terhadap ketebalan biofilm dilakukan dengan menggunakan RAS skala laboratorium selama 5 minggu. Coarse bubble juga diaplikasikan ke dalam sistem sebagai pembanding. Dari hasil pengujian nilai k_L a_((T) ) tertinggi dicapai oleh aerasi nanobubble yaitu 0,0320 min-1 pada minggu ke 4 pengujian. Hal ini sejalan dengan tercapainya ketebalan maksimum dari aerasi nanobubble yaitu 172,88 µm. Nilai ketebalan yang dihasilkan dari nanobubble lebih tinggi jika dibandingkan dengan aerasi coarse bubble yang mencapai ketebalan maksimum sebesar 119,88 µm. Ketebalan yang lebih tinggi disebabkan oleh koloni yang terbentuk pada media biofilm dengan menggunakan aerasi nanobubble lebih banyak yaitu 293 x 107 CFU jika dibandingkan dengan coarse bubble yaitu 89 x 107 CFU. Hal ini dikuatkan oleh hasil pengukuran SEM+EDX+Mapping yang menunjukan distribusi nutrisi, oksigen, dan bakteri yang lebih merata pada permukaan media biofilm dengan perlakuan aerasi nanobubble, sehingga efisiensi degradasi TAN yang tinggi sebesar 83,33% dapat tercapai dibandingkan dengan coarse bubble yang mencapai efisiensi degradasi TAN sebesar 50%. Selain itu, degradasi TAN dipengaruhi oleh konsentrasi DO dengan rentang 4,5-7 mg/L untuk aerasi nanobubble dan 4,5-7,5 untuk aerasi coarse bubble yang dicapai dengan pengendalian on-off pompa aerasi.