Browsing by Author "ALFANDO PUTRANTYO WIRATAMA"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA PADA PT. BIMANDIRI AGRO SEDAYA DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA)(2019-10-23) ALFANDO PUTRANTYO WIRATAMA; Devi Maulida Rahmah; Irfan ArdiansahBerdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia dan dipublikasikan tahun 2018 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 31,87% pada bulan februari tahun 2017 sedangakan pada bulan agustus 2017 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 29,68% dan bulan februari tahun 2018 menyerap tenaga kerja sebanyak 30,46%. PT.Bimadiri Agro Sedaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agorindustri. Perusahaan ini memproduksi bahan-bahan hasil pertanian yang kemudian dikemas. Perusahaan ini masih memiliki beberapa permasalah mengenai pemborosan yang terjadi ketika proses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi di PT.Bimandiri Agro Sedaya dan melakukan penanganan perbaikan pemborosan yang terjadi. Metode untuk menganalisis pemborosan yang terjadi menggunakan analisis Cause and Effect Analysis dan untuk menentukan prioritas pemborosan secara kualitaitif yang ingin diperbaiki menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis dan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada pemborosan pekerja menggunakan metode Work Sampling. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi pada stasiun kerja pembagian sebesar 245 dengan penyebab pemborosan adalah bermain ponsel dan menunggu bahan baku dengan waktu non produktif selama 3 jam 58 menit 26 detik/hari. Perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi waktu non produktif dari pekerja adalah menggabungkan stasiun kerja pemeriksaan dan penentuan tujuan barang dengan staisun kerja pengemasan dan pelabelan. Hasil dari perbaikan sistem kerja didapatkan waktu non produktif dari pekerja berkurang menjadi 2 jam 10 menit 39 detik/hari dan didapatkan produktivitas dari pekerja ada yang mengalami peningkatan dan penurunan hal ini dikarenakan perbedaan kepribadian mengenai kedisiplinan dalam bekerja.Item STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PADA UMKM SOTO SURABAYA MBAK SRIE BERDASARKAN KEPUASAN PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI QUALITY FUNCTIONAL DEPLOYMENT (QFD) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)(2022-07-04) ALFANDO PUTRANTYO WIRATAMA; Roni Kastaman; Boy Macklin Pareira PrawiranegaraBerdasarkan data dari sensus ekonomi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia terdapat sebanyak 26.073.689 unit UMKM non pertanian. Banyaknya jumlah UMKM tidak serta merta membuat lingkungan dunia UMKM menjadi baik, permasalahan yang biasa timbul di UMKM adalah persaingan pasar, kemampuan manajerial yang kurang baik. Banyaknya unit UMKM di Indonesia yang menimbulkan persaingan pasar menjadi lebih sulit serta dapat membuat kebutuhan dan keinginan konsumen mengenai suatu hal cepat berubah sehingga hal yang diperhatikan oleh banyak pelaku usaha untuk bersaing adalah mengatur kepuasan pelanggan. Soto ayam surabaya “Mbak SRie” merupakan salah satu UMKM yang bergerak dalam bidang penyajian makan dan minum serta memiliki perhatian terhadap kepuasan pelanggan sehingga memberikan kualitas terbaik untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui kriteria kepuasan pelanggan soto ayam surabaya berdasarkan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan, kualitas harga dengan melakukan survei kepuasan pelanggan. Mengetahui strategi yang diprioritaskan guna meningkatkan kualitas dari soto ayam surabaya dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Meningkatkan kualitas dari Soto Ayam Surabaya dengan cara memperbaiki kualitas secara sederhana menggunakan Quality Functional Deployment (QFD) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penggunaan AHP dilakukan dengan menggunakan software ExpertChoice. Kriteria kepuasan pelanggan dari masing-masing variabel dan atribut harapan termasuk kedalam kriteria baik. Variabel kepuasan pelanggan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah variabel kualitas pelayanan dengan nilai rata-rata sebesar 4,04 kemudian disusul variabel kualitas harga dengan nilai rata-rata sebesar 3,91 dan variabel kualitas produk dengan nilai 3,86 dengan seluruh kriteria nya adalah baik. Strategi yang memiliki nilai bobot dari yang terbesar dengan menggunakan metode AHP adalah melakukan digitalisasi dengan bobot sebesar 0,308 Peningkatan kualitas dilakukan dengan fokus dimensi atau atribut kepuasan pelanggan yang memiliki nilai bobot terbesar yaitu kehalalan dan kehigienisan sebesar 7,51, rasa sebesar 7,21, kemudahan menjangkau lokasi sebesar 6,95, harga sesuai kualitas sebesar 6,77 dan dimensi kemasan dengan nilai bobot sebesar 6,59. Strategi peningkatan kualitas yang digunakan adalah melakukan penanganan secara higienis, melakukan digitalisasi dan memperbaiki kemasan serta merekayasa produk.