Browsing by Author "AMETHYST PUSPITA AINNI"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Pengaruh Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai Alternatif Kelator Zat Besi terhadap Organ Hati Tikus (Rattus norvegicus) Model Besi Berlebih(2022-09-13) AMETHYST PUSPITA AINNI; Yasmi Purnamasari Kuntana; Mohammad GhozaliZat besi merupakan mikroelemen yang penting bagi tubuh. Zat besi berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan nekrosis, kongesti hepatopati dan gangguan fungsional organ hati seperti pada pasien thalassemia yang menerima transfusi darah dan terapi kelasi besi. Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) bersifat hepatoprotektif dan mengkelat besi yang dapat dijadikan langkah alternatif dalam pengobatan thalassemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum ekstrak kayu secang sebagai adjuvant dan substitusi terhadap struktur histologis dan fungsional organ hati. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental selama 28 hari dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 7 kelompok uji adjuvant dan 7 kelompok uji substitusi pada 70 tikus (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar. Iron dextran 60 mg/kg BB diberikan agar tercipta kondisi besi berlebih. Deferiprone 75 mg/kg BB diberikan sebagai kelator besi pembanding. Ekstrak kayu secang diberikan pada tiap kelompok uji dengan dosis 50, 100, 150, dan 200 mg/kg BB untuk uji adjuvant dan 25%, 50%, 75%, dan 100% untuk uji substitusi. Paremeter yang diamati meliputi berat relatif organ hati, struktur histologis dan fungsional organ hati. Data yang diperoleh masing-masing dianalisis menggunakan one way ANOVA dan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kayu secang sebagai adjuvant dan substitusi dapat menurunkan berat relatif organ hati, kerusakan struktur dan fungsional organ hati pada tikus model besi berlebih. Dosis optimum ekstrak kayu secang sebagai adjuvant kelator besi adalah 50 mg/kg BB. Sedangkan dosis optimum ekstrak kayu secang sebagai substitusi kelator besi adalah 200 mg/kg BB dengan persentase 100%.Item Polarisasi Makrofag Limpa Tikus (Rattus norvegicus) Model Besi Berlebih Setelah Diberi Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) secara Adjuvant Kelator Besi(2023-10-18) AMETHYST PUSPITA AINNI; Mohammad Ghozali; Yasmi Purnamasari KuntanaZat besi berlebih merupakan kondisi kronis yang dialami oleh pasien thalassemia akibat transfusi darah dan terapi kelasi besi secara rutin. Zat besi akan terakumulasi di berbagai organ dan mengganggu kinerja sistem imun melalui perubahan polarisasi makrofag. Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) bersifat anti-inflamasi dan mengkelat besi yang dapat dijadikan langkah alternatif dalam pengobatan thalassemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis optimum ekstrak kayu secang sebagai adjuvant terhadap kadar besi limpa dan polarisasi makrofag limpa. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental selama 28 hari dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 7 kelompok uji adjuvant pada 35 tikus (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar. Iron dextran 60 mg/kg BB diberikan agar tercipta kondisi besi berlebih. Deferiprone 1,35 mg/kg BB diberikan sebagai kelator besi pembanding. Ekstrak kayu secang diberikan pada tiap kelompok uji dengan dosis 50, 100, 150, dan 200 mg/kg BB. Paremeter yang diamati meliputi kadar besi limpa, jumlah ekspresi marker M1 (CD86) dan M2 (CD163) dengan teknik imunohistokimia. Hasil analisis one-way ANOVA taraf kepercayaan 95% dan uji Duncan menunjukkan bahwa ekstrak kayu secang dapat menurunkan kadar besi limpa, meningkatkan jumlah M2 (CD163), dan menurunkan jumlah M1 (CD86). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kayu secang dosis 50 mg/kg BB dan 1,35 mg/kg BB deferiprone merupakan dosis efektif dalam mengkelat zat besi limpa, menurunkan makrofag inflamasi dan meningkatkan makrofag anti inflamasi.