Browsing by Author "ARDHIA PRAMESTI CAHYA KUSUMA"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Efek Residu Pupuk K pada Variasi Tingkatan Air Tersedia terhadap Pertumbuhan, Kdd, Serapan K, Produksi Kedelai (Glycine max L. Merr) cv. Anjasmoro pada Inceptisols Jatingangor(2021-12-07) ARDHIA PRAMESTI CAHYA KUSUMA; Rr. Nenny Nurlaeny; Ade SetiawanPenelitian dilakukan untuk mengetahui efek interaksi residu dosis pupuk KCl dan persentase tingkatan air tersedia dari kondisi kapasitas lapang terhadap pertumbuhan, Kdd, serapan K, produksi kedelai (Glycine max L.) cv. Anjasmoro pada Inceptisols Jatinangor. Riset dilaksanakan mulai bulan Desember 2020 hingga bulan April 2021 di Kebun Percobaan Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran Jatinangor, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu residu dosis pupuk KCl yang terdiri dari 4 taraf (k0 = kontrol dengan menambahkan Urea, TSP, dan KCl sesuai dosis rekomendasi; k1 = residu 1 x dosis rekomendasi pupuk KCl; k2 = residu 1 ¼ x dosis rekomendasi pupuk KCl; k3 = residu 1 ½ x dosis rekomendasi pupuk KCl). Faktor kedua yaitu persentase tingkatan air tersedia dari kondisi kapasitas lapang yang terdiri dari 4 taraf (w1 = 100% KL; w2 = 80% KL; w3 = 60% KL; w4 = 40% KL). Pengamatan dilakukan terhadap 2 fase pertumbuhan yaitu vegetatif dan generatif. Berdasarkan data riset terdapat adanya interaksi perlakuan residu pupuk KCl dan berbagai persentase tingkatan air tersedia terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 4-6 MST (109,67 cm), jumlah daun trifoliat 4-6 MST (21 trifoliat), bobot segar (100 g) , bobot kering (13,12 g), serapan K (9,3 mg tanaman-1), jumlah polong isi (87 butir), jumlah polong hampa (4,7 butir), dan bobot 100 biji (21,33 g). Secara mandiri penambahan pupuk KCl sesuai dosis rekomendasi berbeda nyata terhadap Kdd (1,28 cmol kg-1) dibandingkan residu dosis rekomendasi pupuk KCl. Residu 1x dosis rekomendasi pupuk KCl dan 100% air tersedia dari kondisi kapasitas lapang memberikan efektivitas hasil kedelai terbaik (0,93%) dibandingkan kontrol.