Browsing by Author "DAUD PRASETYO"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item OPTIMALISASI PENGELOLAAN SISTEM AGROFORESTRI MASYARAKAT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISOKAN, DESA SUKARESMI, BOJONGSALAM, DAN CICADAS, PROVINSI JAWA BARAT(2023-10-19) DAUD PRASETYO; Erri Noviar Megantara; Teguh HusodoPerkembangan pembangunan di Indonesia menyebabkan berkurangnya lahan pertanian sehingga petani semakin kesulitan untuk menanam kebutuhan pangan. Wahyunto (2014) melaporkan bahwa Indonesia memiliki lahan yang telah terdegradasi berat dan menjadi lahan kritis seluas 48,3 juta ha atau 25,1% dari luas wilayah Indonesia. Sementara itu, lahan kritis di Jawa Barat pada tahun 2019 tercatat seluas 907.683,67 Ha dengan 73% lahan kritis di Jawa Barat atau 658.784,01 Ha masuk dalam kategori sangat kritis (Dinas Kehutanan Jabar, 2018). Pembangunan PLTA UCPS yang tengah dijalankan di daerah tersebut memunculkan perubahan fungsi lahan agroforestri sehinga lahan garapan masyarakat semakin berkurang. Untuk itulah, penelitian ini dilakukan sebagai upaya dalam menemukan kembali jalan pengembangan lahan agroforestri dengan melakukan optimalisasi pengelolaan sistem agroforestri di DAS Cisokan desa Sukaresmi, Bojongsalam, dan Cicadas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara semi-terstruktur. Metode kuantitatif menggunakan analisis vegetasi menggunakan sampling kuadrat untuk mendapatkan data vegetasi dan komposisi jenis penyusun agroforestri di DAS Cisokan. Data sosial ekonomi diperoleh menggunakan kuisioner melalui wawancara secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang penggarap lahan disekitar DAS Cisokan sebagai respondennya. Analisis data menggunakan analisis vegetasi, analisis ekonomi, dan analisis Optimalisasi Program Tujuan Ganda (PTG) dan menggunakan software LINDO. Hasil penelitian menunjukan terdapat 4 tipe agroforestri yaitu agrosilvikultur-p dan m serta silvopastur-p dan m. Berdasarkan tujuan sosial-ekonomi, sifat subsisten (29,7%), intermediet (56,3%), dan komersial (14,1%). Tipe sistem agroforestri silvopastur-m dengan Skenario optimasi IV memiliki kemampuan yang terbaik dalam meningkatkan pendapatan dan mempertahankan total biomassa vegetasiItem STRUKTUR VEGETASI, FUNGSI, DAN PENGELOLAAN AGROFORESTRI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISOKAN, DESA SUKARESMI DAN BOJONGSALAM, KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT(2022-10-05) DAUD PRASETYO; Teguh Husodo; Erri Noviar MegantaraSektor pertanian merupakan sektor yang penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Usaha pemenuhan permintaan pangan mendorong penggunaan tataguna lahan dalam bentuk agroekosistem yang salah satunya yaitu agroforestri. Dalam konsep agroforestri terdapat sistem pengelolaan yang terdiri dari beberapa komponen dalam susunan tertentu (struktur), yang saling berpengaruh atau melaksanakan fungsinya. Mayoritas masyarakat DAS Cisokan di Desa Sukaresmi dan Bojongsalam bekerja sebagai petani agroforestri. Pembangunan PLTA UCPS yang tengah dijalankan di daerah tersebut memunculkan ancaman perubahan fungsi lahan agroforestri. Untuk itulah, penelitian ini dilakukan sebagai upaya dalam menemukan kembali jalan pengembangan lahan agroforestri. Penelitian ini menggunakan metode sampling kuadrat dan sensus untuk mendata struktur vertikal dan horizontal. Data pengelolaan dan fungsi diperoleh melalui metode kuisioner dan wawancara kepada 30 orang penggarap lahan disekitar DAS Cisokan sebagai respondennya. Analisis data menggunakan analisis vegetasi yang terdiri dari analisis komposisi jenis, indeks nilai penting, indeks ekologi, dan diagram profil dengan menggunakan aplikasi SeXl-FS. Pada analisis pengelolaan dan fungsi dilakukan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan SPSS dengan triangulasi data. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa struktur vegetasi pada lahan agroforestri memiliki komposisi jenis sebanyak 53 jenis dari 24 suku. Indeks keanekaragaman sebesar 2,34 yaitu sedang melimpah, indeks kemerataan (E) sebesar 0,59 yaitu agak merata. Penutupan tajuk paling luas terdapat pada pola kebun campuran, pola c yaitu 67,33%. Pengelolaan lahan oleh masyarakat pada kebun talun dan campuran dengan sistem tanam campur (mixed cropping). Fungsi agroforestri berupa fungsi ekologi dan ekonomi.