Browsing by Author "DICKY FEBRIANSYAH ROKHMAT"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item PERBANDINGAN KOLABORASI PENTA HELIX DALAM PENGEMBANGAN POTENSI UNIT PELAKSANA TEKNIS MENJADI BADAN LAYANAN UMUM (STUDI PADA UPT CIMAHI TECHNO PARK DAN UPT SOLO TECHNO PARK TAHUN 2021)(2022-10-27) DICKY FEBRIANSYAH ROKHMAT; Rahman Mulyawan; Utang SuwaryoLayanan pada kawasan technopark dilaksanakan melalui aktivitas kolaboratif dikelola oleh UPT Technopark. Pada kondisi awal kolaborasi Cimahi Techno Park (CTP) maupun Solo Techno Park (STP) masih menghadapi kendala seperti belum terbangunnya kesamaan visi dengan calon mitra. Pada desain kelembagaan masih terdapat hambatan dari aspek regulasi dan penganggaran yang belum sinkron dengan calon mitra. CTP dan STP memiliki sifat kewenangan yang semi otonom berkaitan bentuk UPT yang dimiliki. Namun demikian, dengan PPK-BLUD, STP lebih mampu mengelola keuangan secara fleksibel. Penelitian menggunakan metode perbandingan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi dengan informan yang meliputi unsur pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas dan media. Teknik analisis melalui tahap pengumpulan data, reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan pertama, terdapat persamaan proses kolaborasi secara parsial dengan komposisi 3 aktor utama. Kedua, pengembangan potensi layanan technopark terdapat perbedaan, UPT STP telah mampu meregulasi empat layanan technopark menjadi sumber pendapatan retribusi. Ketiga, PPK-BLUD lebih sesuai diterapkan pada UPT STP dan UPT CTP karena dapat mendukung proses kolaborasi. Hal tersebut berkaitan STP yang berada satu instansi induk pada Balitbang Kota Surakarta. Sementara UPT CTP mengandalkan satu layanan sebagai sumber pendapatan retribusi yaitu layanan pendukung dan Litbang dengan CTP masih berada pada instansi terpisah. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan disarankan layanan – layanan technopark perlu dijadikan sebagai sumber retribusi, terdapat urgensi pengelolaan asset dan anggaran yang fleksibel untuk mendukung kemudahan berkolaborasi serta pemberian layanan dan agar Kerjasama dengan akademisi dapat lebih fokus dan intensif.