Browsing by Author "HILDA PASARIBU"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Agroindustrialisasi Padi Organik (Oryza sativa) (Studi Kasus di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat)(2014-07-21) HILDA PASARIBU; Trisna Insan Noor; Tidak ada Data DosenHilda Pasaribu. 2014. Agroindustrialisasi Padi Organik (Oryza sativa) (Studi Kasus di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh Trisna Insan Noor. Padi merupakan bahan makanan pokok utama di Indonesia. Padi organik belakangan ini digemari oleh pasar karena masyarakat semakin menyadari pentingnya kesehatan. Salah satu penghasil padi organik di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Tasikmalaya, khususnya Kecamatan Cisayong. Penelitian ini dilakukan pada petani padi organik di Kecamatan Cisayong. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui proses agroindustrialisasi padi organik 2) Mengetahui besar pendapatan petani padi organik. Desain penelitian adalah desain kualitatif. Metode penelitian yaitu metode deskriptif, dengan teknik penelitian studi kasus. Data primer diperoleh dari petani padi organik, petani padi non organik, pengurus Kelompok Tani Cidahu dan pengurus Gapoktan Simpatik, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, internet, dan instansi yang berkaitan dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian. Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis agroindustrialisasi dan analisis usaha tani. Hasil penelitian ini yaitu : 1) Proses agroindustrialisasi padi organik di Kecamatan Cisayong sudah berjalan baik terbukti adanya perubahan yang terjadi dalam tiga hal yaitu (1) Pertumbuhan dari pengolahan hasil pertanian, distribusi, dan agroinput sebagai pelengkap off-farm. (2) Perubahan kelembagaan dan keorganisasian dan peningkatan koordinasi vertikal. (3) Perubahan yang terjadi pada sektor pertanian, seperti perubahan komposisi produk, teknologi, perwilayahaan dan struktur pasar. Terdapat kekurangan di beberapa aspek seperti kelembagaan dan perwilayahan. 2) Rata-rata pendapatan petani dari tahun 2012-2014 mengalami penurunan. Pendapatan rata-rata petani menurun sebanyak Rp 4.981.447/Ha. Penurunan pendapatan petani disebabkan oleh penurunan produksi, perubahan iklim dan serangan hama dan penyakit.