Browsing by Author "IMAS MAESAROH"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS FARMAKOEKONOMI SIMPLISIA SAINTIFIKASI JAMU HIPERTENSI, HIPERGLIKEMIA, HIPERKOLESTEROLEMIA DAN HIPERURISEMIA DI PUSKESMAS GONDOMANAN YOGYAKARTA(2014-08-14) IMAS MAESAROH; Hadyana Sukandar; SupriyatnaABSTRAK Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efektivitas biaya simplisia saintifikasi jamu hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia dibandingkan obat konvensional (obat generik) atau kombinasi keduanya serta penyediaan dan penggunaannya di Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Metode cross-sectional digunakan dengan mengambil data rekam medis pasien hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia periode Januari-Desember 2013. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui penyediaan dan penggunaannya. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan perspektif ASKES. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung, mencakup biaya obat, biaya pemeriksaan medik, biaya pemeriksaan laboratorium dan biaya pendaftaran kunjungan puskesmas. Efektivitas terapi yang diukur adalah penurunan tekanan darah, kadar glukosa darah puasa (GDP), kadar kolesterol total dan kadar asam urat. Efektivitas biaya dihitung menggunakan Average cost effectiveness ratio (ACER) dan Incremental cost effectiveness ratio (ICER). ACER dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. ICER dihitung berdasarkan rasio antara selisih biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi penggunaan jamu hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia berturut-turut 37%, 25%, 18% dan 20%. Efektivitas jamu hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia menunjukkan penurunan tekanan darah, kadar GDP, kadar kolesterol total dan kadar asam urat secara signifikan berturut-turut 19,86%; 26,97%; 9,50% dan 50,59%. Nilai ACER jamu hipertensi dan hiperurisemia berturut-turut Rp 677,47 dan Rp 691,84 lebih cost effective dibandingkan obat generik (captopril 25, amlodipin, dan allopurinol) dengan nilai ACER berturut-turut Rp 772,26; Rp 1.163,27; dan Rp 3.938,15. Nilai ACER obat generik (metformin, kombinasi metformin+glimepirid, dan simvastatin) berturut-turut Rp 987,61; Rp 1.470,06 dan Rp 2.132,30 lebih cost effective dibandingkan jamu hiperglikemia SJ dan jamu hiperkolesterolemia SJ dengan nilai ACER berturut-turut Rp 1.629,38 dan Rp 3.784,21. Kata kunci: Saintifikasi jamu, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, hiperurisemia , efektivitas biayaItem Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu ke Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita(2023-01-11) IMAS MAESAROH; Ema Arum Rukmasari; Lilis MamurohPartisipasi Ibu ke posyandu merupakan salah satu upaya untuk memantau status gizi anak balita. Namun, masih ditemui ibu yang kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk anak balitanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat partisipasi ibu ke Posyandu dengan status gizi anak balita. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan kohort retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita sejumlah 422 dengan sampel penelitian sebanyak 215 ibu. Teknik pengambilan sampel secara random sampling. Instrumen Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks digunakan dalam penelitian ini. Analisis univariat dan bivariat Kendall’s tau merupakan analisis data yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan partisipasi ibu aktif ke posyandu sejumlah 172 orang (80%). Status gizi anak balita sebesar 60% berisiko gizi lebih, gizi baik 17,7%, gizi buruk 17,7%, gizi kurang 3%, gizi lebih sejumlah 0,9%, dan obesitas 0,5%. Tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi ibu dengan status gizi anak balita dengan sig. 0.8210 > 0,05. Kesimpulan penelitian tidak ada hubungan antara partisipasi ibu dengan status gizi balita dengan nilai p=0.821 > 0.05, hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan sikap ibu yang kurang. Pihak puskesmas dapat melakukan penyuluhan dan konseling terhadap ibu mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk deteksi dini gizi.