Browsing by Author "MONICA ANDREAS"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Gambaran Morfologi Lingir Sisa Rahang Atas Berdasarkan Klasifikasi Rahang Tidak Bergigi(2015-07-14) MONICA ANDREAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSetiap pasien tidak bergigi memiliki karakteristik jaringan mulut dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Kompleksitas perawatan tersebut dapat dikelompokkan menggunakan klasifikasi rahang tidak bergigi dengan morfologi lingir sisa rahang atas sebagai kriteria diagnostik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran morfologi lingir sisa rahang atas berdasarkan klasifikasi rahang tidak bergigi pada pasien tidak bergigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik survei. Sampel diperoleh sebanyak 35 orang dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Gambaran morfologi lingir sisa rahang atas pasien didapat dengan melakukan pemeriksaan intra oral kemudian dikelompokkan menggunakan klasifikasi rahang tidak bergigi Prosthodontic Diagnostic Index. Hasil penelitian menunjukkan pasien tidak bergigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran memiliki morfologi lingir sisa rahang atas tipe A sebanyak 28,57%, tipe B sebanyak 34,29%, tipe C sebanyak 22,86%, dan tipe D sebanyak 14,28%. Berdasarkan hasil penelitian, morfologi lingir sisa rahang atas tipe B merupakan kelompok yang paling banyak ditemukan, sehingga perawatan gigi tiruan masih dapat dilakukan oleh mahasiswa program profesi di bawah pengawasan dokter gigi yang telah berpengalaman di bidang prostodonsia.Item Perbedaan Karakteristik Impaksi Gigi Pasien Celah Bibir dan Langit-Langit Non Sindromik antara Laki-Laki dan Perempuan berdasarkan Pemeriksaan Radiografi Panoramik(2023-08-04) MONICA ANDREAS; Elih; Endah MardiatiPendahuluan: Celah bibir dan langit-langit non sindromik (CBLns) merupakan kelainan kongenital berupa celah abnormal pada bibir atas dan/atau palatum, tanpa disertai kelainan kongenital lainnya. Risiko impaksi gigi pasien CBLns lebih besar dibandingkan dengan pasien normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik impaksi gigi, meliputi proporsi, jumlah, jenis, posisi, dan kemiringan gigi impaksi pasien CBLns antara laki-laki dan perempuan berdasarkan pemeriksaan radiografi panoramik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang membandingkan karakteristik impaksi gigi pasien CBLns antara laki-laki dan perempuan dengan melakukan pengamatan pada 64 radiograf panoramik, yang terdiri dari 28 pasien laki-laki dan 36 perempuan. Hasil: Impaksi gigi ditemukan pada 21,88% pasien CBLns. Proporsi gigi impaksi pasien CBLns laki-laki (28,57%) lebih besar dibandingkan dengan perempuan (16,67%). Secara umum impaksi gigi pasien CBLns hanya terjadi pada satu gigi, dengan kejadian terbanyak pada gigi kaninus (64,71%), diikuti oleh insisif lateral (29,41%), dan premolar kedua permanen rahang atas (5,88%). Gigi impaksi paling banyak ditemukan berada di atas cemento-enamel junction, namun di bawah setengah panjang akar gigi sebelahnya, dengan kemiringan yang tidak menguntungkan (< 650). Simpulan: Sebagian kecil pasien CBLns memiliki satu gigi impaksi dengan kejadian terbanyak pada gigi kaninus, diikuti oleh insisif lateral, dan premolar kedua permanen rahang atas. Gigi impaksi umumnya berada pada posisi yang menguntungkan namun dengan kemiringan yang tidak menguntungkan untuk ditarik ke lengkung gigi. Tidak terdapat perbedaan karakteristik impaksi gigi, meliputi proporsi, jumlah, posisi, dan kemiringan, kecuali jenis gigi impaksi, pada pasien CBLns antara laki-laki dan perempuan berdasarkan pemeriksaan radiografi panoramik.