Browsing by Author "NITA NUR REZKIA"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item EFEKTIVITAS HERBISIDA BERBAHAN AKTIF IPA GLIFOSAT 486 g/L DALAM MENGENDALIKAN GULMA PADA BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) TANPA OLAH TANAH (TOT)(2020-09-21) NITA NUR REZKIA; Denny Kurniadie; Dani RiswandiGulma dalam persiapan lahan sangat penting untuk dikendalikan. Kombinasi penggunaan herbisida pada lahan sistem TOT menjadi alternatif dalam persiapan tanam tanaman jagung, karena dapat menghemat tenaga kerja dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida IPA Glifosat 486 g/L dalam mengendalikan gulma pada budidaya jagung hibrida dengan sistem TOT. Penelitian dilakukan pada Januari hingga April 2020 di lahan yang berada di Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Pasirbanteng, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat 752 mdpl. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan sehingga didapat 32 plot percobaan. Perlakuan terdiri dari TOT dengan dosis herbisida berbahan aktif IPA Glifosat 486 g/L dosis 2,3,4,5,6,7 L/ha, Olah Tanah Sempurna (OTS), dan Kontrol. Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida berbahan aktif IPA Glifosat 486 g/L mulai dosis 3,0 hingga 7,0 L/ha dapat efektif mengendalikan gulma Imperata cylindrica, Brachiaria mutica, Eupatorium odoratum, Calopogonium mucunoides dan gulma total hingga 4 minggu setelah tanam tanpa menimbulkan efek keracunan pada pertanaman jagung pada persiapan tanam jagung hibrida.Item Pengendalian Gulma Air Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart). Solms) Menggunakan Herbisida Florpyrauxifen-Benzyl 25 g/L, Penoxsulam 25 g/L, dan 2,4-D Dimetil Amina 825 g/L serta Dampaknya terhadap(2023-04-10) NITA NUR REZKIA; Dedi Widayat; Denny KurniadieGulma air eceng gondok tumbuh secara cepat dan mudah menginvasi suatu badan air sehingga dapat berdampak negatif bagi lingkungan perairan. Pengelolaan gulma di ekosistem perairan menggunakan herbisida menjadi alternatif untuk efisiensi tenaga kerja dan waktu, namun perlu diperhatikan dampak dan toksisitas nya terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida Florpyrauxifen-benzyl, 2,4-D Dimetil Amina (DMA), dan Penoxsulam dalam mengendalikan gulma air eceng gondok (E. crassipes) dan dampaknya pada kualitas air di ekosistem perairan. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - Desember 2022 di Rumah Kaca Ciparanje Unpad dan Situ Cangkuang, Kab. Garut, Jawa Barat, Indonesia. Kedua percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 32 satuan percobaan. Perlakuan terdiri dari herbisida berbahan aktif Florpyrauxifen-benzyl dosis 5; 15; 25; 35; 45 g b.a/ha, 2,4-D Dimetil Amina dosis 1.200 g b.a/ha, dan Penoxsulam dosis 12,5 g b.a/ha (Percobaan Rumah Kaca), serta 25 g b.a/ha (Percobaan Situ Cangkuang), dan Kontrol (tanpa herbisida). Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida Florpyrauxifen- benzyl dan Penoxsulam dapat menekan pertumbuhan gulma air eceng gondok (regrowth) secara menyeluruh hingga kematian gulma pada 42 HSA. Herbisida Florpyrauxifen-benzyl menjadi jenis herbisida paling efektif untuk mengendalikan gulma dimulai dari dosis 5 g b.a/ha (Percobaan Rumah Kaca) dan dosis 15 g b. a/ha (Percobaan Situ Cangkuang) efektif mengendalikan gulma E. crassipes hingga 42 HSA. Herbisida mempengaruhi kualitas air dengan menurunkan DO, meningkatkan nilai TDS, pH, dan kadar amonia di dalam air pada percobaan rumah kaca. Fluktuasi beberapa parameter kualitas air di Situ Cangkuang seperti DO, pH, TDS, suhu, dan kadar amonia dapat dipengaruhi oleh faktor iklim seperti kecepatan angin, curah hujan, dan tutupan awan.