Browsing by Author "Puspa Sari"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Hubungan Antara Asupan Energi dan Asupan Makronutrien dengan Status Gizi Remaja Putri di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Tahun 2018(2019-10-10) SELVY ARCYNIE FITRY; Sefita Aryuti Nirmala; Puspa SariLatar Belakang: Status gizi merupakan ukuran mengenai kondisi tubuh yang di konsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Salah satu masalah gizi yang dialami remaja putri adalah kurus dan kegemukan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh asupan makronutrien yang kurang maupun karena berlebihan. Remaja putri memerlukan perhatian khusus karena akan berhubungan dengan kehidupan dimasa selanjutnya. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dan asupan makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak dengan status gizi remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian pendekatan potong lintang. Jumlah responden penelitian ini adalah 94 orang. Pengambilan data asupan makanan menggunakan metode food record 3 days. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur) dari pengukuran berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Uji statistik yang digunakan adalah Spearman rank. Hasil: Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi (p = 0,231), tidak ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi (p = 0,217), tidak ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi (p = 0,205), dan tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi (p =0,093). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara asupan energi dan makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) dengan status gizi pada remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Tahun 2018. Kata kunci : Asupan makronutrien (karbohidrat, protein dan lemak), asupan energi, status gizi, remaja putriItem Identifikasi Faktor-Faktor Kejadian Stunting Di Desa Cijeruk Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang(2020-10-06) CHIKA APRIANA WIDYANINGSIH; Puspa Sari; DidahLatar Belakang : Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan yang ada di dunia saat ini. Stunting merupakan salah satu kondisi kegagalan mencapai perkembangan fisik yang diukur berdasarkan tinggi badan menurut umur. Stunting pada anak disebabkan oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor langsung maupun faktor tidak langsung. Tahun 2017 secara global 22,2% balita mengalami stunting. Pada tahun 2018, di Indonesia sebesar 30,8%, Provinsi Jawa Barat 29,2% dan Kabupaten Sumedang sebesar 41%. Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi faktor-faktor kejadian stunting di Desa Cijeruk Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (analisis univariat) dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini mencangkup seluruh ibu yang memiliki balita stunting dengan usia 24-59 bulan di Desa Cijeruk Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.Cara pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah sampel yaitu 56 responden.Variabel dalam penelitian ini meliputi riwayat berat badan lahir, riwayat pemberian ASI ekslusif, usia ibu, riwayat usia ibu menikah, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan paritas. Alat pengumpulan data berupa stature meter, WHO Child Grow Standards dan kuesioner. Penelitian ini mencoba menggali informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Cijeruk Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Hasil Penelitian : Didapatkan 56 balita mengalami stunting berdasarkan jenis kelamin laki-laki 24 balita (42,8%) dan perempuan sebanyak 32 balita (57,2%), BBLR sebanayak 32 balita (57,2%), tidak diberikan ASI Ekslusif sebanyak 48 balita (85,7%), ibu bekerja sebanyak 6 orang (10,7%), pendidikan ibu SMA sebanyak 3 orang (5,3%), usia ibu 20-35 tahun sebanyak 39 orang (69,6%), riwayat usia ibu menikah pertama ≤20 tahun sebanyak 44 orang (78,7%), paritas 1-2 sebanyak 41 orang (73,2%) dan pendapatan orangtuaItem Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Video Terhadap Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor(2020-10-15) ANNISA NURAINI; Sri Astuti; Puspa SariLatar Belakang : Balita usia 24-59 bulan sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat, namun mudah menderita kelainan gizi, salah satunya yaitu stunting. Stunting terjadi terutama dalam 2-5 tahun dan merupakan cerminan dari efek interaksi antara kurangnya asupan gizi. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya pengetahuan mengenai stunting yang dapat terjadi pada kalangan wanita usia subur. Upaya pencegahan stunting salah satunya yaitu dengan pendidikan kesehatan melalui media video. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik wus, pengetahuan wus, hubungan karakteristik terhadap pengetahuan wus, dan pengaruh pendidikan kesehatan melalui media video terhadap pengetahuan wus mengenai stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Metode Penelitian: Jenis penelitian yaitu kuantitatif yang merupakan penelitian Pre-Eksperimen dengan rancangan One group pretest-posttest. Sample penelitian adalah wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor berjumlah 221 yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilakukan bulan Juli-November 2019. Teknik pengambilan sample menggunakan Multistage Random Sampling. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Hasil analisis menunujukkan nilai P0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan usia, pendidikan dan informasi terhadap pengetahuan wus dan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dan paritas terhadap pengetahuan wus. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan melalui media video terhadap pengetahuan wus mengenai stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Media Video, Pengetahuan Wanita Usia Subur, StuntingItem Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Video untuk Meningkatkan Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor(2020-10-06) ANISYA VIRLIANA BUDIMAN; Sri Astuti; Puspa SariLatar Belakang: Seribu hari pertama kehidupan atau disebut juga dengan periode emas (Golden Periode) dimulai sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini merupakan periode yang kritis, sehingga jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen seperti gangguan pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan penyakit tidak menular. Wanita usia subur merupakan salah satu kelompok sasaran untuk meningkatkan kualitas kesehatan pada 1000 hari pertama kehidupan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan pada 1000 HPK adalah dengan meningkatkan pengetahuan wanita usia subur melalui pendidikan kesehatan menggunakan media video. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media video dalam meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang 1000 HPK di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor. Metode Penelitian: Kuantitatif dengan pre-experimental design dalam bentuk one group pretest-posttest dilakukan pada bulan Juli-November 2019. Sampel penelitian adalah wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor. Teknik pengambilan sampel dengan Multistage random sampling dengan jumlah sampel 221 responden. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan media video dalam meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang 1000 HPK dengan hasil Uji Wilcoxon P=<0,05 (P=0,000) dan nilai r=0,755. Simpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media video dalam meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang 1000 HPK.Item PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN MENGENAI ANEMIA PADA REMAJA DI KECAMATAN JATINANGOR(2019-10-12) WIDI PERTIWI; Puspa Sari; Raden Tina Dewi JudistianiPendahuluan: Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin dan sel darah merah lebih rendah dibandingkan normal. Kurangnya pengetahuan remaja mengenai anemia merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi terjadinya anemia. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan kesehatan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan remaja mengenai anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan mengenai anemia pada remaja di Kecamatan Jatinangor. Metode: Metode kuantitatif dengan jenis one group pretest-posttest design, dilakukan pada remaja SMP dan SMA Negeri di Jatinangor. Sample sejumlah 105 orang dipilih dengan cara stratified proporsionate random sampling. Sebelum intervensi dilakukan pretest kemudian responden diberi waktu selama 3 hari untuk membaca buku saku dan dilakukan follow up melalui Whatsapp Group, kemudian dilakukan post test untuk mengetahui pengetahuan remaja setelah diberikan intervensi. Data dianalisis menggunakan Paired Sample T-Test pada kelompok remaja awal dan remaja tengah dan wilcoxon signed-rank test pada kelompok remaja akhir. Hasil: Setelah dilakukan intervensi terjadi peningkatan skor pengetahuan pada ketiga kelompok remaja. Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan hasil nilai p<0,05 yang menunjukan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan remaja. Simpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan remaja mengenai anemia.Item PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP IBU HAMIL SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN SENAM HAMIL DI DESA CIJERUK TAHUN 2019(2019-10-28) MISSY GEOVANY TRISELLA HADIWINARTY; Sefita Aryuti Nirmala; Puspa SariPendahuluan : Selama kehamilan, tubuh akan melakukan penyesuaian secara fisik, fisiologis, dan psikologis hasil dari proses pembuahan sel telur oleh sel sperma selama 40 minggu atau 280 hari yang dapat menimbulkan keluhan ketidaknyamanan dan dapat mempengaruhi kualitas hidup ibu hamil. Salah satu cara meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan melakukan senam hamil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas hidup ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam hamil. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan quasi eksperimen. Sampel penelitian ini adalah 30 ibu hamil trimester II, dan III di desa Cijeruk. Hasil : Terdapat perbandingan kualitas hidup ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam hamil dengan nilai p = 0,001 setelah melakukan senam hamil secara teratur. Simpulan : Terdapat perbandingan kualitas hidup ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam hamil di desa Cijeruk tahun 2019.Item Survei Asupan Zat Besi, Asam Folat, Dan Vitamin C Pada Remaja Putri Di Kecamatan Jatinangor(2019-10-12) DINI IZMI AZIZAH; Lani Gumilang; Puspa SariLatar Belakang: Masa remaja merupakan masa yang rentan terjadinya anemia dikarenakan cenderung mengalami kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terutama zat besi, asam folat, dan vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata dan proporsi kecukupan asupan zat besi, asam folat, dan vitamin C pada remaja putri di Kecamatan Jatinangor. Metode: Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang pada remaja putri usia 10-19 tahun periode Juni-Agustus 2018. Data asupan gizi diperoleh melalui 3 day-food record dan dilakukan follow up melalui Whatsapp Group, kemudian dilakukan konversi ukuran makanan dari bentuk Ukuran Rumah Tangga menjadi gram melalui buku foto makanan. Setelah itu, dimasukkan kedalam aplikasi nutrisurvey untuk dihitung kandungan asupan gizi dan dirata-ratakan serta dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi yang direkomendasikan oleh Permenkes. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rerata asupan zat besi, asam folat, dan vitamin C remaja putri dibawah standar AKG dan tidak memenuhi AKG yang direkomendasikan. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata asupan zat besi sebesar 10,67 mg/hari, dimana responden yang tidak memenuhi kecukupan zat besi sebesar 93,6% (88 orang). Rerata asupan asam folat sebesar 180,67 μg/hari, dimana sebagian besar responden tidak memenuhi kecukupan asam folat mencapai 94,7% (89 orang). Rerata asupan vitamin C pada penelitian ini sebesar 29,71 mg/hari dimana sebagian besar responden tidak memenuhi kecukupan vitamin C yaitu sebesar 67% (63 orang).Item Survei Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Wanita Dewasa di Kecamatan Jatinangor(2019-10-10) ALMYRA NUR AZARIA; Puspa Sari; Lani GumilangLatar Belakang: Usia reproduksi sehat wanita ialah 20-35 tahun. Kebutuhan gizi pada masa ini dipengaruhi peningkatan aktivitas fisik yang dapat mengakibatkan wanita dewasa mengalami masalah gizi yang berkaitan dengan asupan gizi yang tidak memadai seperti anemia. Anemia pada wanita dewasa memengaruhi kualitas hidup, mengganggu kapasitas fisik dan produktivitas ekonomi. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan zat besi, asam folat, dan vitamin C pada wanita dewasa yang berusia 20-35 tahun di kecamatan Jatinangor. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian pendekatan potong lintang dengan data primer hasil dari food record 3 days. Jumlah responden penelitian ini adalah 95 orang yang berada di Kecamatan Jatinangor pada periode Juni – Agustus 2018. Analisis data menggunakan univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata asupan zat besi (9,29 mg), asam folat (236,64 mg) dan vitamin C (28,50 mg). Sedangkan kecukupan asupan zat besi yang tidak terpenuhi sebesar 96,8%, asupan asam folat yang tidak terpenuhi sebesar 91,6% dan kecukupan asupan vitamin C yang tidak terpenuhi sebesar 87,4%. Kesimpulan: Simpulan pada penelitian ini adalah asupan zat besi, asam folat dan vitamin C melalui konsumsi makanan pada wanita dewasa di Jatinangor sebagian besar tidak terpenuhi. Kata kunci : Anemia, asam folat, asupan mikronutrien, wanita dewasa, zat besi.Item SURVEI KUALITAS GIZI MAKANAN SELA YANG DIKONSUMI SISWI SMP DAN SMA DI KECAMATAN JATINANGOR(2019-10-10) ALIFIA NANDA BRILLIANTY; Neneng Martini; Puspa SariPendahuluan: Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan, dan perkembangan baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Oleh karena itu, nutrisi yang dibutuhkan lebih tinggi. Remaja mempunyai kebiasaan makan diantara waktu makan baik berupa jajanan disekolah maupun diluar sekolah yang dikenal dengan makanan sela. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kandungan gizi, kualitas gizi, banyaknya makanan sela serta pertimbangan memilih makanan sela yang dikonsumsi siswi SMP dan SMA di Kecamatan Jatinangor. Metode: Metode penelitian menggunakan survei deskriptif dengan data primer hasil wawancara 332 responden. Pengolahan data menggunakan nutri survey. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan jenis makanan yang paling sering dikonsumsi adalah baso goreng dengan 65 responden (19,57%), tidak ada makanan yang memenuhi seluruh angka kecukupan gizi, 295 responden (88,9%) mengonsumsi makanan sela yang tidak berkualitas, 187 responden (56,3%) memakan 3-5 jenis makanan, 222 responden (66,9%) memilih pertimbangan rasa yang enak Kesimpulan: Makanan yang paling sering dikonsumsi adalah baso goreng dengan 65 responden (19,57%). tidak ada makanan yang memenuhi seluruh angka kecukupan gizi, 295 responden (88,9%) mengonsumsi makanan sela yang tidak berkualitas, 187 responden (56,3%) memakan 3-5 jenis makanan, 222 responden (66,9%) memilih pertimbangan rasa yang enak.