Browsing by Author "Vycke Yunivita Kusumah Dewi"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Kajian Pustaka: Efektivitas Metode Pengobatan Stomatitis Pada Ular Tidak Berbisa(2023-10-11) ANISA ROSMA PERTIWI; Dwi Cipto Budinuryanto; Vycke Yunivita Kusumah DewiStomatitis merupakan kondisi inflamasi mukosa mulut yang sering dijumpai pada ular tidak berbisa yang mempunyai implikasi signifikan terhadap kesehatan ular. Stomatitis pada ular tidak berbisa sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri Gram-negatif, dengan potensi keterlibatan jamur dan patogen lainnya. Metode penelitian berupa kajian pustaka tradisional pada 14 buah artikel spesifik relevan yang memenuhi kriteria penelitian. Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas antibiotik, obat herbal, laser fotomodulasi dan Trombocyte-leukocyte Rich-plasma (TLRP) dalam mengatasi stomatitis pada ular tidak berbisa. Terapi kombinasi antibiotik konvensional dengan terapi suportif laser fotomodulasi atau TLRP menunjukkan hasil yang efektif pada tingkat kesembuhan luka. Sedangkan pengobatan herbal menjanjikan sebagai alternatif potensial atau terapi komplementer untuk penyakit stomatitis pada ular tidak berbisa. Namun, meski telah mengikuti prosedur pengobatan mengguanakn antibiotik tidak selalu efektif menyembuhkan.Item KARAKTERISTIK GEJALA COVID-19 PADA IBU HAMIL DENGAN DERAJAT RINGAN,SEDANG, DAN BERAT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2020-2021(2023-02-18) MOHAMMAD HANAFI; Vycke Yunivita Kusumah Dewi; Amillia SiddiqCOVID-19 merupakan penyakit pandemi menular yang semakin meningkat pesat. efek SARS-CoV-2 pada kehamilan dan kelahiran masih menimbulkan banyak pertanyaan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya penelitian, manifestasi klinis, dan pemeriksaan laboratorium yang masih berkembang pada ibu hamil dengan COVID-19. Penelitian yang menunjukkan hasil bahwa ibu hamil yang tertular virus COVID-19 sebagian besar tidak menunjukkan gejala merupakan hal yang perlu diperhatikan, oleh karena itu skrining harus selalu dilakukan untuk berbagai manfaat, yaitu mampu menyelamatkan ibu dan bayi serta menjaga tenaga kesehatan agar tidak tertular virus.Item Malaria Treatment in West Java 2019 - 2022 : A Descriptive Study(2023-07-13) ANGGARA YACA CACADHARA; Vycke Yunivita Kusumah Dewi; Nisa FauziahBackground and Objectives: Malaria is a life-threatening disease caused by Plasmodium parasites transmitted through the bites of infected mosquitoes. If untreated, malaria can lead to severe complications and even death. The treatment of malaria includes various antimalarial medications, such as Artemisinin-based Combination Therapies (ACT) and primaquine. The treatment using both medications have been proven effective after being administered to the patients of malaria in West Java. However, there are several obstacles in the management of malaria in West Java such as budget and geographical factors. Therefore, this study aims to describe the pattern of malaria treatment in West Java from 2019 to 2022 and to determine the suitability of malaria treatment in West Java according to the guideline of malaria treatment in Indonesia from 2019 to 2022. Methods: This research was conducted from October 2022 to May 2023 with a descriptive cross-sectional study. The secondary data used in this research is the data of malaria patients treatment in the regions of West Java Province from 2019 to 2022 which gathered from the e- SISMAL application using the total sampling method. Results: The results show there were 1,265 confirmed cases of malaria from 2019 to 2022, with a higher susceptibility among men (94.7%) compared to women (5.2%). The majority of these cases were found in individuals over the age of 15. The most commonly identified type of Plasmodium was Plasmodium vivax, which is found in 72.7% of malaria cases. A total of 61.9% of malaria examinations are using a microscope, followed by Rapid Diagnostic Test (RDT) with 37.7%. According to the guidelines, a total of 90.6% of malaria cases were treated with Dihydroartemisinin-piperaquine (DHP), followed by primaquine with 74.5%. Conclusion: Most of the medications and the prescribed doses for malaria patients are in accordance with the recommendations from the Indonesian Ministry of Health in 2019. However, a small number of malaria medications and prescribed doses are considered unsuitable for treatment due to insufficiency or overtreatment.Item Rationality of Empirical Antibiotic Usage in Digestive Surgery Inpatients at Hasan Sadikin General Hospital, Indonesia: Gyssens criteria analysis(2023-02-18) NANDA ASSYIFA APRILIANA; Vycke Yunivita Kusumah Dewi; Tidak ada Data DosenBackground: Antibiotics are the most prescribed drugs, however, as much as 50% of these prescriptions are actually unnecessary. This influences the increasing incidence of antibiotic resistance. The potential for surgical site infections cases in surgery increases and has an impact on many aspects.7 The threat of antibiotic resistance must be intervened, one of which is to analyze the rationality of empirical antibiotic usage by Gyssens criteria and clinical features outcome based on antibiotic given. Methods: This research is a descriptive study with a cross-sectional design. The subjects of this study used secondary data from medical records in digestive surgery inpatients who received empirical antibiotic therapy post-surgery in the period of July to September 2021 in Hasan Sadikin General Hospital, Indonesia. The data were analyzed using Gyssens criteria. Results: A total of 70 empirical antibiotics prescriptions obtained from 42 patients. Data analyzed with Gyssens criteria shows 28 (40%) rational use of antibiotics. The rest are irrational use categories as much as 23% in category V, 20% in category IVa, 5.7% in category IIIa, 7.1% in category IIIb, and 4,3% in category IIb. Clinical features show no fever, edema and erythema found after administration of metronidazole, ceftriaxone and cefixime antibiotics. However, clinical features of exudate/pus in two patients persisted after administration of metronidazole (2.9%), cefixime (1.4%) and ceftriaxone (1.4%). Conclusions: This study showed 40% rational use of empirical antibiotic. Increasing practitioners training effectiveness and evaluating antibiotic usage with Gyssens method regularly will be beneficial on clinical features outcomes and upcoming bacterial resistance.Item STUDI FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOGENETIK ISONIAZID SEBAGAI TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PADA PASIEN LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK(2023-09-26) YANE LIS CINTAWATI; Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja; Vycke Yunivita Kusumah DewiInfeksi Tuberkulosis (TB), komplikasi yang cukup banyak mengenai pasien LES di daerah endemis TB. Isoniazid (INH), obat anti tuberkulosis yang direkomendasikan sebagai terapi pencegahan pada kelompok rentan TB, tetapi penggunaannya pada kelompok LES masih kontroversi, karena efek samping dari INH dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi LES, perubahan profil farmakokinetik INH dan variabilitas individu dapat menjadi faktor dari timbulnya efek samping. Hepatotoksisitas akibat INH dikaitkan dengan proses metabolisme dan peran beberapa gen yang terkait, diantaranya adalah polimorfisme CYP2E1 (prediktor hepatotoksisitas) yang hasilnya masih variatif. Tujuan penelitian Diperlukan penelitian profil farmakokinetik (PK) INH Cmaks dan AUC0-8 dengan menilai konsentrasi obat dalam plasma, serta profil farmakogenetik (PG) dari gen yang terlibat, yaitu proporsi gen CYP2E1 pada kelompok LES yang menerima terapi INH. Desain penelitian Penelitian deskriptif observasional dengan teknik purposive sampling yang dilakukan pada pasien rawat jalan LES dewasa di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, periode Desember 2022 – Agustus 2023. Tahapan penelitian Kriteria inklusi adalah LES dalam keadaan remisi, non TB. Kriteria eksklusi adalah alergi INH, gangguan hati dan ginjal, pasien hamil atau menyusui, komorbid lain, dan keganasan. Data PK diambil dari 6 titik waktu pengambilan darah (0, 1, 2, 3, 4, dan 8 jam setelah minum INH). DNA diisolasi untuk pemeriksaan polimorfisme gen CYP2E1. Hasil: 20 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pemeriksaan farmakokinetik setelah 10 hari minum INH preventif 5 mg/KgBB dalam keadaan perut kosong. Nilai Cmaks 8,63 (2,55 – 18,27) μg/ml dan AUC0-8 25,14 (8,59 – 58,6) μg/h.ml menunjukkan hasil yang cukup untuk memberikan prospek protektif tanpa ada efek samping meski dibarengi penggunaan obat LES. Distribusi dari genotipe CYP2E1 rs2031920 (CC 70%, CT 30%), rs3813867 (GG 70%, GC 30%) dan rs2515641 (CC 65%, CT 30%, CA5%) mayoritas adalah wild type homozigot yang tidak berhubungan dengan Cmaks dan AUC0-8 INH. Kesimpulan: Secara gambaran farmakokinetik, pemakaian INH preventif 300mg/hari pada LES cukup memberikan prospek perlindungan dari TB.