Browsing by Author "WILLIONEL DHIMAS FERNANDO"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item PENGEMBANGAN MUSEUM RAMAH WISATAWAN TUNANETRA DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA KOTA BANDUNG(2023-02-13) WILLIONEL DHIMAS FERNANDO; Edwin Rizal; Tidak ada Data DosenMuseum menyimpan benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut menjadi atraksi wisata bagi museum. Namun, atraksi wisata museum akan sulit untuk dinikmati bagi penyandang tunanetra jika museum belum dapat diakses oleh wisatawan tunanetra. Pada penelitian ini dibahas pengembangan museum ramah tunanetra. Penelitian ini dilakukan di Museum Konperensi Asia Afrika di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan tunanetra menikmati atraksi museum dengan dua cara, yaitu mendengar dan menyentuh. Informasi akan diterima dari edukator museum melalui narasi-narasi mengenai objek visual museum. Kemudian untuk menambah informasi, wisatawan tunanetra dapat menyentuh objek visual tersebut. Wisatawan tunanetra juga dapat menonton film di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga dibutuhkannya peran visual reader untuk menjelaskan film tersebut kepada wisatawan tunanetra. Aksesibilitas yang perlu dikembangkan di Museum Konferensi Asia Afrika adalah ubin pemandu, tulisan Braille, dan media audio, serta edukator museum yang dapat mendampingi tunanetra secara khusus. Amenitas museum berupa toilet dan musala. Diperlukan ubin pemandu untuk menuju ke toilet dan musala serta penjelasan mengenai posisi benda-benda yang ada di kedua amenitas tersebut. Khusus di musala perlu adanya petunjuk untuk menentukan saf salat dan arah kiblat.Item Tematisasi Behinderung Dalam Deutsche Kinderliteratur Karya Franz-Joseph Huainigg(2021-01-11) WILLIONEL DHIMAS FERNANDO; Nirredatiningtyas Rinaju Purnomowulan; Tidak ada Data DosenBehinderung atau disabilitas diakomodasi sebagai tema dalam sastra anak Jerman sejak awal tahun 70an. Gerakan reformasi moral yang bergulir pada masa itu berupaya menempatkan anak tidak lagi di wilayah bebas masalah atau Schonraum. Anak perlu juga belajar untuk menjadi dewasa dan memahami masalah dalam kehidupan. Persepsi ini kini semakin dikedepankan. Dalam skripsi berjudul “Tematisasi Behinderung dalam Deutsche Kinderliteratur Karya Franz-Joseph Huainigg ‘Meine Füβe sind der Rollstuhl’, Karya Dagmar H. Mueller ‘Lukas ist wie Lukas’, dan Karya Peter Härtling ‘Das war der Hirbel’” ini pengkajian difokuskan pada tiga masalah, yakni penanda Behinderung, sarana estetika Bilderbuch dan Kinderroman sebagai pembangun tema Behinderung, dan korelasi antara tema dan kondisi sosial yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra anak pilihan. Untuk itu digunakan dua metode penelitian Themenanalyse dan Literatursoziologie. Dari analisis yang dilakukan terhadap ketiga permasalahan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Adanya situasi dan kondisi serta pengalaman tokoh utama akibat Lähmung, Down-Syndrom, dan Wasserkopf, berupa resistansi dan akseptasi. (2) Sarana-sarana estetika pembangun tema dalam kedua jenis Kinderliteratur pada dasarnya sama, yaitu Figurenkonstellation, Raum- und Zeitgestaltung, Handlung, dan Erzählperspektive, kecuali dalam Bilderbuch ada penambahan berupa Text-Bild-Verhältnis. (3) Tematisasi Behinderung dalam sastra anak dimungkinkan karena adanya perubahan paradigma anak dan penerapan pola asuh baru sebagai hasil dari gerakan reformasi moral di negara Jerman.