Browsing by Author "YANARITA ANELINDHA FITRI"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SOLAS LANGGENG SEJAHTERA PADALARANG(2013-07-23) YANARITA ANELINDHA FITRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPT. Solas Langgeng Sejahtera telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sehingga produk jadi yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan tujuan penggunaannya. Hal tersebut terlihat dari telah diperolehnya beberapa sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sebanyak tiga belas macam untuk produk non beta laktam dan empat macam untuk beta laktam. Penerapan CPOB meliputi proses produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, personalia, pengawasan mutu, inspeksi diri, penarikan produk, dan dokumentasi sehingga senantiasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan mempunyai kualitas yang tinggi. Struktur organisasi PT. Solas Langggeng Sejahtera terdiri atas komisaris perusahaan membawahi seorang direktur yang membawahi lima bagian yang bertanggung jawab langsung kepada direktur, yaitu bagian pabrik; teknik dan umum; logistik dan pembelian & kas; accounting, pajak dan personalia; export dan toll manufacture. Bagian pabrik membawahi Sub Bagian Produksi Beta Laktam dan Non Beta Laktam, Pemastian Mutu (QA), Pengawasan Mutu (QC), Research and Development (R&D) dan Paten, registrasi, dan Kebersihan UmumItem PENGGUNAAN JENIS OBAT PENGINDUKSI KERUSAKAN GINJAL PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA BANDUNG(2012-08-08) YANARITA ANELINDHA FITRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenggunaan obat penginduksi kerusakan ginjal berkontribusi terhadap perubahan hemodinamik dan rusaknya nefron pada ginjal. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan secara observasional retrospektif dengan menggunakan data rekam medik mulai dari periode bulan Januari 2010 sampai dengan Maret 2012. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahuipenggunaan jenis obat penginduksi kerusakan ginjal di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung. Subjek penelitian ini merupakan pasien rawat inap yang didiagnosis menderita penyakit gagal ginjal akut dan kronik, berusia 18-59 tahun, dan mendapatkan terapi pengobatan dari rumah sakit tempat penelitian berlangsung selama periode penelitian. Data hasil pengamatan ini dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Dari hasil analisis tersebut diperoleh 91% pasien menggunakan obat penginduksi kerusakan ginjal, jenis obat penginduksi yang paling banyak digunakan adalah furosemid (16,76%); omeprazol (10,81%); siprofloksasin (7,57%), terdapat 10 pasien yang menggunakan perlakuan khusus, terdapat perbedaan parameter fungsi ginjal yang tidak signifikan pada 20 pasien berdasarkan nilai klirens kreatinin. The use of drug-induced kidney damage is contributing to hemodynamic changes and damage to the nephrons in the kidneys. Retrospective observational evaluation was conducted using data from medical records from January 2010 until March 2012 period.This observation aims to determine the use of the drug inducing kidney damage variety in one private hospital in Bandung. The subject of this study was inpatient diagnosed with acute and chronic renal failure disease, aging 18 to 59 years old, and received medication therapy from the hospital during the observation period. Data was analyzed and the results of the observations are presented descriptively. The analysis resulting in 91% of patients using the drug inducing kidney damage, furosemide was the most used drug inducing kidney damage (16,76%); omeprazole (10,81%), ciprofloxacin (7,57%), there were 10 patients using special treatment, there were insignificant differences on renal function parameter in 20 patients based on creatinine clearance values​​.Keywords : Drug Induced Kidney Damage, Creatinine Clearance, Bandung City Hospital