Browsing by Author "YULIANI"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Buklet sebagai Media untuk Meningkatkan Literasi Kesehatan Kader Posyandu(2023-09-12) YULIANI; Ute Lies Siti Khadijah; Agus RusmanaBuklet merupakan salah satu media komunikasi berbasis visual yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi seseorang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses rancang bangun buklet sebagai media untuk meningkatkan literasi kesehatan kader posyandu di Kecamatan Jatinangor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode action research dengan menganut model spiral milik Kemmis dan Taggart. Tahapan penelitian dalam model ini adalah perencanaan, tindakan, observasi (pengukuran ), dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah kader posyandu di Kecamatan Jatinangor yang diwakili oleh kader di Posyandu Nuri 3 (Desa Cikeruh RW 03) dan Posyandu Nuri 4 (Desa Cikeruh RW 04). Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, FGD (Focus Group Discussion), angket, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil pengukuran indikator, diketahui bahwa semua aspek mulai dari ukuran, gambar, warna, huruf, dan bahasa yang digunakan di dalam buklet mendapatkan skor di atas 61%. Kesimpulannya adalah buklet ini layak digunakan sebagai media untuk meningkatkan literasi kesehatan kader posyandu di Kecamatan Jatinnagor.Item MEKANISME RESISTENSI Spodoptera exigua TERHADAP INSEKTISIDA KLORPIRIFOS SERTA KEPEKAANNYA TERHADAP INSEKTISIDA MIMBA(2016) YULIANI; Fitri Widiantini; Rani MaharaniPenggunaan insektisida yang intensif telah banyak dilaporkan dapat menyebabkan resistensi pada hama. Penelitian ini melaporkan hasil uji resistensi Spodoptera exigua terhadap insektisida klorpirifos (Organofosfat). Pengujian dilakukan terhadap terhadap populasi S. exigua asal Brebes (Jawa Tengah, Indonesia) dan Cipanas (Jawa Barat, Indonesia). Pengujian resistensi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu penentuan tingkat kepekaan acuan, diagnosis resistensi, dan penentuan tingkat resistensi. Penentuan tingkat resistensi dilakukan menggunakan dua metode yaitu topical test dan residu pakan. Rasio resistensi ditentukan dengan membandingkan LC50 populasi lapangan (Brebes dan Cipanas) terhadap LC50 populasi standar. Aktivitas biokimia resistensi S. exigua dianalisis dengan menguji aktivitas enzim asetilkolinesterase (AChE), esterase, dan glutation S-transferase (GST) dengan spektrofotometer. Perubahan genetika populasi S. exigua yang resisten terhadap insektisida klorpirifos dideteksi menggunakan PCR dan DNA sekuensing. Serangga populasi lapang juga diuji kepekaannya terhadap insektisida nabati minyak mimba. Hasil penelitian dengan pengujian pakan menunjukkan bahwa S. exigua populasi Brebes dan Cipanas berturut turut memiliki nilai rasio resistensi (RR) sebesar: 5,50 dan 3,26; sedangkan dengan pengujian kontak nilai RR nya sebesar: 2,22 dan 1,61. Aktivitas enzim AChE dan GST pada populasi Brebes dan Cipanas lebih tinggi dibandingkan populasi standar, sedangkan aktivitas esterase lebih rendah dibandingkan standar. Adapun nilai ketidakpekaan enzim asetilkolinesterase populasi Brebes dan Cipanas adalah 6,75 dan 3,11 lebih tinggi dari populasi standar. Hasil uji tersebut menunjukkan mekanisme yang berperan dalam resistensi S. exigua populasi Brebes dan Cipanas adalah ketidakpekaan enzim AChE dan tingginya aktivitas enzim detoksifikasi GST. Hal ini sejalan dengan analisis mutasi genetik pada gen pengkode AChE, yaitu adanya mutasi di titik S98G, F230Y dan R268K sampel Brebes berbeda dengan sampel Cipanas dan Standar. Perubahan genetik pada gen pengkode GST juga terjadi, yaitu adanya mutasi di titik D156G sampel Cipanas dan Standar yang berbeda dengan sampel Brebes. Sementara itu, untuk analisis genetika pada esterase, proses PCR berjalan tidak optimal, karena pita target gen esterase tidak teramplikasi pada daerah target kisaran. Hasil uji insektisida nabati minyak mimba menunjukkan bahwa S. exigua asal populasi Brebes dan Cipanas peka terhadap insektisida tersebut dengan nilai RR kurang dari 1.Item Skor Kualitatif dan Saleable Duck Itik Lokal (Anas sp) pada Bobot Telur dan Temperatur Mesin Tetas yang Berbeda(2018-09-13) YULIANI; Tuti Widjastuti; Dani GarnidaPenelitian mengenai skor kualitatif dan saleable duck anak itik lokal (Anas sp) dilakukan pada bulan April-Mei 2018 di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skor kualitatif dan saleable duck itik lokal pada berat telur dan temperatur mesin tetas yang berbeda. Penelitian ini menggunakan 360 butir telur itik pajajaran dengan 3 kategori bobot telur yaitu ringan (55,0-65,0 gram), medium (65,1-75,0 gram), dan berat (75,1-85,0 gram). Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan temperatur mesin tetas pada bobot telur ringan 37oC (T1), 38oC (T2), 39oC (T3), bobot telur medium 37oC (T4), 38oC (T5), 39oC (T6), bobot telur berat 37oC (T7), 38oC (T8), dan 39oC (T9). Pengamatan dilakukan setelah itik yang menetas telah kering secara keseluruhan. Skor kualitatif yang diamati antara lain keadaan pusar, perut, paruh, kaki, dan aktivitas. Hasil menunjukkan bahwa pada berbagai kondisi bobot telur dan temperatur berbeda menghasilkan skor kualitatif yang sebagian besar sama. Pada kondisi bobot telur yang sama dengan temperatur berbeda, temperatur mesin tetas 39ËšC menghasilkan persentase saleable duck tertinggi serta pada kondisi temperatur mesin tetas yang sama dengan bobot telur berbeda, bobot telur berat menghasilkan persentase saleable duck tertinggi.