Browsing by Author "YULPIYANA ARUNITA"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Gambaran Psychological Well-Being Orang Tua Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Di SLB Negeri II Garut Kota(2020-08-03) YULPIYANA ARUNITA; Fanny Adistie; Indra MaulanaIbu yang memiliki anak dengan retardasi mental dapat mengalami masalah psikologis yang akan berpengaruh terhadap kesejahteraan dan rentan memiliki perasaan negatif. Maka dari itu, ibu perlu memiliki keterampilan menerima keadaan dengan menyeimbangkan perasaan negatif dan positif agar ibu tetap memperoleh kesejahteraan psikologis (Psychological Well-Being) yang baik untuk memberikan pengasuhan yang optimal pada anak retardasi mental. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran Psychological Well-Being Orang Tua yang memiliki anak retardasi mental. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri II Garut Kota, dengan populasi yaitu ibu yang memiliki anak retardasi mental sebanyak 71 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Total Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Psychological Well-Being Scale (PWBS) versi 42 item. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ibu yang memiliki anak retardasi mental ada pada kategori rendah sebanyak 44 responden (62,0%). Pada dimensi psychological well-being tertinggi ada pada dimensi personal growth sebanyak 36 responden (50,7%). Sedangkan, dimensi yang paling rendah adalah dimensi autonomy 43 responden (60,6%), positive relations with others 41 responden (57,7%), environmental mastery 39 responden (54,9%), purpose in life 43 responden (60,6%) dan self-acceptance 43 responden (60,6%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa orang tua yang memiliki anak retardasi mental di SLB Negeri II Garut kota memiliki psychological well-being rendah, sebagai rekomendasi diharapkan kepada ibu untuk lebih mencari informasi yang berkaitan dengan kebutuhan anak retardasi mental dengan banyak membaca buku, diskusi dengan sesama ibu yang memiliki anak retardasi mental, mengikuti pertemuan-pertemuan atau seminar, yang diharapkan dapat membantu ibu dalam menangani anaknya.