Browsing by Author "YUSUF AZWAR"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Morfometri DAS Cilonggan Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat(2016-10-17) YUSUF AZWAR; Emi Sukiyah; Emi SukiyahWilayah Daerah Aliran Sungai DAS Cilonggan dan sekitarnya terletak di Kabupaten Tasikmalaya, provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak pada kordinat 107° 55` 51"- 108° 11` 15.6" BT dan 7° 23` 3.5"- 7° 31` 51" LS. DAS Cilonggan dibagi menjadi 28 sub-DAS yang masing-masing terdiri dari 22 sub- DAS berumur tersier dan 6 sub-DAS berumur kuarter. Litologi yang menjadi pengalas wilayah DAS Cilonggan terbagi menjadi 7 satuan yaitu, Formasi Jampang (Tomj), Dasit (Tmda), Formasi Kalipucang (Tmkl), Formasi Bentang (Tmpb), Anggota Sukaraja Formasi Bentang (Tmbs), Breksi Tufaan (Tpv) dan Hasil Gunungapi Tua (Qtv). Analisis variabel linear morfometri terdiri dari percabangan sungai (Rb), panjang sungai utama (Lb) dan rasio panjang sungai (Rl). Nilai Rb pada DAS Cilonggan secara umum menunjukkan bahwa bahwa wilayah DAS Cilonggan tidak terpengaruh oleh tektonik atau memiliki kondisi geologi yang homogen. Nilai Lb mencerminkan bentuk suatu sub DAS dan potensi terjadinya banjir. Nilai Rl pada DAS Cilonggan menunjukkan bahwa sub DAS yang beralaskan litologi dengan permeabilitas yang baik memiliki nilai Rl yang lebih besar jika dibandingkan sub DAS yang beralaskan litologi dengan permeabilitas buruk. Perhitungan areal morfometri yang meliputi Kerapatan Pengaliran (Dd), Nisbah Kebundaran (Rc), dan Nisbah Tekstur (Rt) menunjukkan bahwa sub DAS yang beralaskan litologi dengan permeabilitas buruk memiliki tingkat kerapatan yg lebih tinggi, bentuk yang lebih lonjong dan tekstur yang lebih kasar jika dibandingkan dengan sub DAS yang beralaskan litologi dengan permeabilitas baik. Analisis variabel relief morfometri yang terdiri dari relief rasio (Rh) dan gradien kemiringan sungai menunjukkan bahwa sub DAS dengan gradient kemiringan sungai yang tinggi memiliki relief rasio yang tinggi juga, sehingga laju sedimentasi yang terjadi tinggi. Hal ini terjadi pada bagian hulu sungai dengan litologi yang relatif impermeabel.