Farmasi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Farmasi (S3) by Subject "E.alba"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item EFEK ANTIMETASTASIS ISOLAT RIMPANG Etlingera alba A.D.Poulsen TERHADAP MIGRASI SEL DAN EKSPRESI GEN CD44 DAN FAK PADA LINI SEL KANKER PAYUDARA MDA-MB-231(2022-10-19) WAHYUNI; Ajeng Diantini; Mohammad GhozaliKanker payudara mempunyai prevalensi cukup tinggi serta penyebab utama kedua mortalitas di seluruh dunia. Penyebab kematian tersebut akibat terjadinya metastasis yang sampai saat ini belum ada pengobatan spesifiknya. Kanker yang bermetastasis dapat ditangani dengan metode kemoterapi, namun resistensi multi obat menjadi penyebab terjadinya kegagalan. Penelitian menunjukkan bahwa resistensi kemoterapi dapat dilakukan dengan penghambatan reseptor adhesi permukaan sel CD44 yang berperan dalam lokalisasi Matriks Metalloproteinase pada jalur pensinyalan NF-κB. Pada jalur ini, MMP-1 juga dapat menginduksi FAK sehingga penekanan pada gen ini diharapkan mampu menghambat terjadinya metastasis. Upaya penemuan obat sebagai terapi antikanker dapat dilakukan dengan mengekspolarasi bahan bioaktif dari tanaman obat Indonesia yang potensial dan selektif dengan menggunakan pendekatan biomolekuler. Etlingera merupakan genus tumbuhan dari famili Zingiberaceae yang memiliki jumlah spesies besar dengan potensi aktivitas yang menarik. Salah satunya adalah Etlingera elatior yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel line CEM-SS, MCF-7 dan sel leukemia P-388, aktivitas anti-tumor terhadap MDA-MB-231 dan MCF-7. Populasi Etlingera di Pulau Sulawesi tumbuh sekitar 48 spesies dengan 7 spesies endemik berada di Sulawesi Tenggara, salah satunya adalah E. alba. Studi kimia dan farmakologi dari spesies ini belum banyak diketahui sehingga menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan isolasi kandungan senyawa kimia dari rimpang E. alba dan melakukan pengujian efek antimetastasisnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengisolasi senyawa kimia dari rimpang E. alba, menentukan struktur molekulnya, mengetahui efek sitotoksisitasnya serta efek antimetastasis senyawa tersebut terhadap migrasi sel serta ekspresi gen CD44 dan FAK pada lini sel kanker payudara MDA-MB-231. Tahapan penelitiannya yaitu isolasi senyawa dari rimpang E. alba yang meliputi ekstraksi, fraksinasi dan pemurnian; penentuan struktur dengan identifikasi spektroskopi IR, NMR dan spektroskopi massa; pengujian sitotoksik serta pengujian aktivitas senyawa kimia tersebut terhadap migrasi sel dan ekspresi gen CD44 dan FAK pada lini sel kanker payudara MDA-MB-231. Hasil determinasi dari LIPI Biologi Cibinong menjelaskan bahwa tumbuhan yang diperoleh dari Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara adalah spesies E. alba. Sebanyak 5,5 kg rimpang E. alba dimaserasi dengan 40 L pelarut etanol 96% selama 3x24 jam. Pemekatan filtrat menggunakan rotary evaporator memperoleh 160 gram ekstrak pekat dengan rendamen 2,91%. Proses fraksinasi dan pemurnian senyawa-senyawa kimia dilakukan dengan berbagai teknik kromatografi, yaitu kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi vakum cair (KVC) dan kromatografi radial. Analisis KLT ekstrak pada fasa gerak heksan:etilasetat (v/v) 9:1, 5:5, dan 1:9 menunjukkan pola pemisahan yang baik, sehingga dijadikan sebagai acuan pada pemisahan. Seluruh ekstrak dipisahkan dengan teknik kromatografi vakum cair (KVC). Kromatogram analisis KLT hasil KVC mendeskripsikan sebaran pemisahan senyawa kimia, dan selanjutnya fraksi dengan spot senyawa yang sama digabungkan untuk mendapatkan kelompok fraksi yang lebih sederhana. Enam fraksi hasil pemisahan KVC menunjukkan pola senyawa yang cukup berbeda dan terdistribusi berdasarkan kepolarannya. Hasil skrining awal dengan uji CCK-8 terhadap sel MDA-MB-231 menghasilkan aktivitas sitotoksik dari masing-masing fraksi yaitu fraksi A 252.240 mg/L, fraksi B 65.433 mg/L, fraksi C 389.339 mg/L, fraksi D 262.500 mg/L, fraksi E 345.300 mg/L, fraksi F 1840.850 mg/L, ekstrak 453.358 mg/L, dan cisplatin 53.369 mg/L. Fraksi B yang menunjukkan aktivitas terbaik dengan nilai penghambatan mendekati cisplatin sebagai kontrol positif pengujian dan selanjutnya dimurnikan senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Sepuluh senyawa dari fraksi B berhasil diisolasi dan diidentifikasi struktur molekulnya berdasarkan spektroskopi FT-IR, NMR dan LC-MS/MS. Senyawa tersebut adalah 1,7-diphenyl-6-hepten-3- on (1), sitostenon (2), 1,7-diphenyl-3-heptanol (3), yakuchinone A (4), 7-(4″- hydroxy-3″- methoxyphenyl)-1-phenyl-hept-4-en-3-one (5), 3,5-dimethoxy-4- acetoxycinnamyl alcohol acetate (6), oxyphyllacinol (7), 5-hydroxy-7-(4”- hydroxyphenyl)-1- phenyl-1-heptene (8), 1-(3’-methoxy-4’-hydroxyphenyl)-7-(4”- hydroxyphenyl)-3- heptanone (9) dan 3,5-dimethoxy-4-acetoxycinnamyl alcohol (10). Pengujian sitotoksik dengan uji CCK-8 isolat 7 (oxyphyllacinol) memiliki aktivitas sitotoksisitas terbaik terhadap sel kanker payudara MDA-MD-231 dengan nilai IC50 35,71 mg/L dengan kategori aktif. Isolat 7 (oxyphyllacinol) juga memiliki aktivitas antimetastasis terbaik terhadap penghambatan migrasi sel kanker payudara MDA-MB-231 dalam waktu 24 jam pada konsentrasi 50, 100 dan 200 mg/L sebesar 0,74; 0,36; dan 0,14 %. Isolat 3, 7,dan 8 berdasarkan statistik mampu menghambat ekspresi gen CD44 sel kanker payudara MDA- MD-231dengan tingkat ekspresi masing-masing sebesar 0,615; 0,6151; dan 0,7194. Isolat 4,5,8, dan 9 berdasarkan statistik mampu menghambat ekpresi gen FAK dengan tingkat ekspresi masing-masing sebesar 0,1128; 0,2501; 0,1862; dan 0,2403. Adanya pengaruh yang signifikan dalam menurunkan regulasi ekspresi gen penanda metastasis dalam hal ini CD44 dan FAK, menjadikan temuan menjadi kandidat yang potensial sebagai anti metastasis dari bahan alam.