S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Subject "ANOMALI BOUGUER"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item KERAPATAN PENGALIRAN DAN KEMIRINGAN LERENG SEBAGAI INDIKATOR ANOMALI BOUGUER DI DAS CIMANUK BAGIAN HULU, KABUPATEN GARUT, PROVINSI JAWA BARAT(2013-01-21) JUKEPSA ANDAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kerapatan pengaliran dan kemiringan lereng dengan nilai anomali bouguer sebagai karakteristik fisik batuan di DAS Cimanuk bagian hulu daerah Kabupaten Garut, provinsi Jawa Barat. Lokasi daerah penelitian secara geografis adalah 107° 42’ 3,53†BT - 108° 5’ 50,31†BT dan 7° 6’ 53,51†LS - 7° 24’ 41,88†LS. Dalam penelitian ini telah disusun tiga (3) hipotesis, yaitu: satu (1) semakin kecil nilai kerapatan pengaliran maka nilai anomali bouguer akan semakin besar; dua (2) semakin besar nilai kemiringan lereng maka nilai anomali bouguer akan semakin besar; (3) semakin kecil nilai kerapatan pengaliran maka nilai kemiringan lereng akan semakin besar. Metode yang dilakukan adalah dengan dibuat grid seluas 500 m x 500 m di daerah DAS Cimanuk bagian hulu, didapat grid sebanyak 3310 grid. Grid-grid tersebut berisi informasi variabel-variabel berupa kerapatan pengaliran, kemiringan lereng, nilai anomali bouguer, kerapatan kontur anomali bouguer, dan litologi. Satuan geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi empat (4) yaitu Satuan Pedataran, Satuan Perbukitan Landai, Satuan Perbukitan Agak Curam, dan Satuan Perbukitan Curam. Kerapatan pengaliran memiliki nilai antara 0 – 8,32 km/km2, kemiringan lereng antara 0 – 60,1 %, nilai anomali bouguer antara 100 – 840 mGal, dan kerapatan kontur anomali bouguer antara 0 – 3. Hubungan antara kerapatan pengaliran dengan nilai anomali bouguer adalah semakin renggang sungai-sungainya, resistensi batuan sebagai karakteristik fisik akan semakin keras. Hubungan antara kemiringan lereng dengan nilai anomali bouguer adalah semakin curam kemiringan lerengnya, resistensi batuan sebagai karakteristik fisik akan semakin keras. Hubungan antara kerapatan pengaliran dengan kemiringan lereng adalah semakin curam kemiringan lerengnya, semakin renggang sungai-sungainya. Hubungan antar variabel di daerah penelitian ini yaitu semakin renggang jarak antar sungainya, semakin curam kemiringan lerengnya, dan semakin besar nilai anomali bouguernya, maka semakin keras batuannya.