S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Subject "Akuifer"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS ZONA LIKUIFAKSI KOTA PALU, PROVINSI SULAWESI TENGAH(2022-08-30) DERRY PRASETYA PUTRA SANTOSA; Mohamad Sapari Dwi Hadian; Zufialdi ZakariaCekungan Air Tanah (CAT) Palu yang berada di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki Luas 417,77 km² sejak gempa berkekuatan 7,7 SR diduga mengalami deformasi dan mempengaruhi karakteristik air tanah khususnya Muka Air Tanah (MAT). Berdasarkan pemodelan geometri akuifer CAT Palu terdiri dari: akuifer bebas yang merupakan Formasi Aluvium dan Endapan Pantai (Qa), memiliki luas 412,69 km² dengan ketebalan 17,77 - 72.48 m, berada pada ketinggian 341 - -2,29 mdpl. Akuitar Bagian Atas yang merupakan Formasi Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (QTms), memiliki luas 391,1 km² dengan ketebalan 0.1 - 20,61 m berada pada ketinggian 268,52 - -20,06 mdpl pada bagian bawah. Akuifer tertekan berupa Formasi Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (QTms), memiliki luas 351,98 km² dengan ketebalan 20,58 - 86,51 m berada pada ketinggian 268,42 - -40,67 mdpl untuk bagian bawahnya. Akuitar Bagian Bawah ini terdiri dari Granit dan Granodiorit (Tmpi), Formasi Tinombo (Tts), Kompleks Batuan Metamorf (Km), Formasi Latimojong (Kls), memiliki luas 78,24 km² dengan ketebalan 3,01 - 4,1m berada pada ketinggian 181,91 - -29,09 mdpl. Pada keempat zona likuifaksi Likuifaksi Balaroa, Likuifaksi Petobo, Likuifaksi Jonooge, dan Likuifaksi Sibalaya pada saat sebelum dan sesudah bencana likuifaksi yang terjadi tidak ada perubahan pada kondisi MAT pada akuifer bebas yang berarti, jarak dari titik gempa tidak terlalu menunjukan perubahan yang signifikan pada besaran atau luas zona likuifaksi. Likuifaksi yang terjadi di sekitar CAT Palu ini terjadi akibat adanya pemicu yaitu gempa bumi, tanah yang tidak terkonsolidasi dengan baik dan MAT yang dangkal.