S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Subject "Arafura"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Rekonstruksi Perubahan Paleoseanografi Selama Holosen Di Perairan Arafura(2023-05-04) SWASTY ANINDA PIRANTI; Budi Muljana; Lia JurnaliahSebagai bagian dari wilayah Perairan Indonesia Timur yang dipengaruhi oleh beberapa dinamika iklim, sangat menarik untuk bisa memahami bagaimana kondisi lingkungan dan paleoseanografi di Perairan Arafura. Semua fenomena yang terjadi di laut akan mempengaruhi sedimen dasar laut yang diendapkan, sehingga penelitian core sedimen bisa menjadi salah satu metode rekontruksi paleoseanografi di Arafura. Untuk itu, PB rasio foraminifera, komposisi unsur kimia, dan besar butir dianalisis dari core ARAFURA-16 dengan Panjang core 220 cm yang diambil dari kedalaman air 62,5 m, ARAFURA-24 dengan panjang core 179 cm yang diambil dari kedalaman air 47,4 m, dikorelasikan dengan data core sedimen Aru-07 yang diambil dari barat Kepulauan Aru (kedalaman air 276 m) dengan panjang core 152 cm. Ketiga core sedimen diambil dari Laut Arafura dengan menggunakan gravity corer dari kapal Geomarin III. Data core ARAFURA-16 dan ARAFURA-24 dicuplik setiap interval 10 cm, begitu juga dengan Aru-07 yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Komposisi unsur dianalisis dengan menggunakan XRF Portable Scanner Thermo Scientific, sedangkan analisis ukuran butir sedimen dilakukan dengan menggunakan Particle Size Analyzer (Multisizer 3000) yang tersedia di laboratorium BBSPGL. Nilai PB rasio pada Arafura-16 berkisar antara 4,29% hingga 14,29% dan pada ARAFURA-24 berkisar antara 0,56% hingga 8,79%. Hasil analisis XRF menunjukkan kandungan Ca pada ARAFURA-16 dan ARAFURA-24 meningkat kearah top core secara drastis. Rasio komposisi unsur Ti/Ca dan Fe/Ca digunakan karena dianggap sebagai proksi untuk mengetahui terrigenous input dan sering digunakan dalam rekonstruksi paleoklimat. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai ln Ti/Ca dan Fe/Ca semakin kearah top core, nilainya cenderung menurun. Analisis ukuran butir pada kedua core secara umum memperlihatkan bahwa semakin kearah top core maka ukuran butir semakin kasar, selain itu analisis besar butir juga memperlihatkan hasil yang koheren terhadap jumlah kelimpahan foraminifera pada core ARAFURA-16 dan ARAFURA-24. Analisis radiocarbon dating dilakukan pada core ARAFURA-24 di interval kedalaman 163 – 179 cm dan diketahui umurnya 9,71 kyr BP. Model umur direkonstruksi dengan penanggalan radiokarbon 14C yang berasal dari sedimen organik, dikombinasikan dengan titik ikat nilai PB rasio dan komposisi unsur kimia, khususnya rasio log Ti/Ca. Hasilnya menunjukkan bahwa ARAFURA-24 telah terendapkan sejak 11,3 kyr BP dan ARAFURA-16 telah terendapkan sejak 24,5 kyr BP.