Fisika (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Fisika (S2) by Subject "Dichloromethylsilane"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item INVESTIGASI RUTE SINTESIS DAN PENGARUH PELARUT UNTUK PRODUKSI BAHAN POLYMETHYLHYDROSILOXANE KUALITAS TINGGI SEBAGAI BAHAN PENGGANTI VITREOUS HUMOUR PADA MATA MANUSIA(2022-09-05) VIRA FUJI ARINI; Risdiana; FitrilawatiPolymethylhydrosiloxane (PMHS) merupakan polimer yang berpotensi menjadi cairan pengganti vitreous humour untuk mengobati retinal detachment melalui pembedahan vitreoretinal. Sintesis PMHS dilakukan untuk mengatasi sulitnya memperoleh monomer octamethylcyclotetrasiloxane (D4) yang digunakan untuk menghasilkan bahan polydimethylsiloxane (PDMS). Dichloromethylsilane (DCHS) dapat menjadi sumber alternatif pengganti D4 untuk menghasilkan monomer methylhydrosiloxane (MHS) dengan metode hidrolisis dan dipolimerisasi menjadi PMHS dengan metode kondensasi. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis PMHS viskositas rendah dan sedang dari prekursor monomer DCHS dengan metode hidrolisis-kondensasi dengan mengoptimalkan rasio prekursor monomer DCHS terhadap pelarut dichloromethane (DCM), yaitu 1:1 dan 1:3 serta mengoptimalkan jenis pelarut dichloromethane (DCM) atau diethylether (DE). Sampel polimer dikarakterisasi untuk mengetahui viskositas, tegangan permukaan, indeks bias, gugus fungsi, transmitansi, uji stabilitas dan uji toksisitas. Optimalisasi rasio pelarut DCM menghasilkan PMHS viskositas rendah bernilai 1,10 dan 1,15 Pa.s dengan tegangan permukaan 20 mN/m yang didapat dari rasio 1:1. Yield dengan rasio 1:3 yaitu 16,53% dan 19,40% lebih besar dibanding yield dengan rasio 1:1 yaitu 10,67% dan 8,27%. Kemudian, optimalisasi jenis pelarut menghasilkan PMHS viskositas sedang bernilai 2,10 dan 2,23 Pa.s dengan tegangan permukaan 21 mN/m yang didapat dari jenis pelarut DE. Yield sampel dengan pelarut DE yaitu 24,30% dan 20,96% lebih besar dibanding dengan pelarut DCM yaitu 10,67% dan 8,27%. Pengukuran indeks bias semua sampel masih dalam rentang penambahan dioptri yang wajar. Pada pengukuran FTIR, tipikal gugus fungsi semua sampel PMHS hampir mirip dengan PDMS dengan adanya gugus fungsi Si-H dengan intensitas tinggi sebagai karakteristik PMHS. Pengukuran UV-Vis menunjukkan bahwa semua sampel memiliki transparansi hampir 100%. Sampel PMHS dengan pelarut DCM stabil terhadap waktu penyimpanan selama 90 hari pada suhu 2-8 ℃. Sedangkan sampel PMHS dengan pelarut DE tidak stabil karena mengalami perubahan nilai viskositas melebihi rentang maksimal pengukuran dari alat yang viskometer yang disebabkan karena mengalami proses autopolimerisasi akibat proses purifikasi yang tidak optimal. Uji toksisitas menunjukkan bahwa sampel PMHS dengan pelarut DCM dan DE tidak bersifat toksik yang ditunjukkan dengan tidak adanya efek pendarahan, lisis atau koagulasi.