HUBUNGAN KADAR ANTI MULLERIAN HORMONE SERUM PRA KEMOTERAPI TERHADAP STATUS MENSTRUASI DAN SEBAGAI PREDIKTOR PEMULIHAN FUNGSI OVARIUM PADA KARSINOMA PAYUDARA PRA MENOPAUSE YANG MENDAPAT KEMOTERAPI FAC

Abstract

Latar Belakang: Karsinoma payudara merupakan keganasan yang paling banyak didiagnosis di dunia dan di Indonesia. Sebanyak 52,6% wanita usia <50 tahun di Indonesia didiagnosis karsinoma payudara. Pengobatan karsinoma payudara mempunyai pengaruh terhadap fungsi reproduksi, salah satunya kemoterapi. Regimen kemoterapi yang memiliki efek toksisitas terhadap folikel ovarium salah satunya adalah 5-fluorouracil-doxorubicin-cyclophosphamide (FAC). Anti Mullerian Hormone (AMH) merupakan biomarker untuk menilai fungsi ovarium. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang memfokuskan pada wanita pra menopause usia <45 tahun terkait masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar serum AMH pra kemoterapi terhadap status menstruasi dan sebagai prediktor pemulihan fungsi ovarium pada karsinoma payudara pra menopause yang mendapat kemoterapi FAC. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kohort prospektif, kemudian dilakukan analisis korelasi. Kriteria inklusi yaitu penderita karsinoma payudara, usia &#8804;45 tahun, belum menopause, belum pernah kemoterapi sebelumnya, dan dilakukan kemoterapi FAC. Kriteria eksklusi yaitu riwayat operasi ovarium bilateral, riwayat radiasi ovarium bilateral, riwayat terapi hormonal untuk karsinoma payudara, pasien tidak menyelesaikan siklus kemoterapi FAC 6 siklus. Subjek dilakukan pemeriksaan AMH serum (1-3 minggu sebelum kemoterapi siklus ke-1). Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan uji Chi-square, kriteria kemaknaan yang digunakan adalah nilai p, apabila p&#8804;0,05 artinya bermakna secara statistika. Hasil: Karakteristik subjek penelitian dari 32 pasien yang masuk kriteria inklusi yaitu usia, status pernikahan, paritas, stadium penyakit, subtipe karsinoma payudara, dan status menstruasi pasca kemoterapi. Hasil uji Wilcoxon terkait perbandingan AMH pra kemoterapi dan AMH pasca kemoterapi FAC 6 siklus menunjukkan hasil nilai p 0.0001. Hasil uji Chi-square terkait hubungan AMH pra kemoterapi terhadap kejadian menstruasi 6 bulan pasca kemoterapi FAC 6 siklus menunjukkan nilai p 0,0034, sedangkan terkait hubungan AMH pasca kemoterapi terhadap kejadian menstruasi 6 bulan pasca kemoterapi FAC 6 siklus memiliki nilai p 0,149. Kesimpulan: Terdapat hubungan kadar Anti Mullerian Hormone pra kemoterapi pada penderita karsinoma payudara pra menopause dengan kejadian menstruasi setelah kemoterapi terapi FAC dan dapat menjadi prediktor pemulihan fungsi ovarium.

Description

Keywords

Anti Mullerian Hormone, Karsinoma payudara, Kemoterapi

Citation

Collections