LAYANAN EKOSISTEM DAN NILAI EKONOMI DARI LEBAH MADU LOKAL Apis cerana Fabr. DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA

No Thumbnail Available

Date

2015

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

Lebah madu memiliki peran ekologi dan ekonomi yang penting di ekosistem Tahura Djuanda. Apis cerana Fabr adalah serangga penyerbuk dominan yang berkontribusi dalam penyerbukan tanaman di Tahura dan penghasil madu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis layanan ekosistem yang diberikan oleh A. cerana, dan mengkuantifikasi nilai ekonomi A. cerana di Tahura Djuanda. Penelitian diawali dengan kuantifikasi ekologi melalui metode survey untuk menganalisis vegetasi sumber pakan lebah di ekosistem Tahura dan lahan pertanian sekitar Tahura. Kemudian dilakukan kajian keragaman polen dari A. cerana pada 3 lokasi. Polen diambil dari bagian korbikula lebah saat masuk ke sarang, dan polen diamati dengan metode asetolisis. Kajian dilanjutkan dengan eksperimen kesuksesan penyerbukan dan menghitung nilai ketergantungan tanaman pada polinator (Dependency/D). Analisis ekonomi dilakukan dengan metoda survey, kemudian dihitung total nilai ekonomi produksi tanaman (Production Economic Value/∑PEV), total nilai layanan penyerbukan lebah (Insect Pollination Economic Value/∑IPEV), dan nilai kerentanan tanaman apabila lebah hilang (Ratio of Vulnerability/RV). Hasil penelitian menunjukkan 102 spesies tanaman berhasil diidentifikasi sebagai sumber pakan (polen dan nektar) A. cerana. Hasil analisis asetolisis menunjukkan ada pollen loads pada tubuh A. cerana yang berasal dari 110 spesies tanaman. Polen tanaman dari famili Arecaceae (Arenga pinnata) mendominasi keragaman polen, sebesar 23,04%, disusul dengan tanaman famili Asteraceae (Chromolaena odorata) sebesar 9,98%. Sedangkan pada lahan pertanian sekitar Tahura didapatkan 19 spesies tanaman merupakan sumber pakan lebah, dan 11 spesies tanaman terdapat dalam pollen loads lebah A. cerana. Persentase pollen loads dominan pada tanaman pertanian berasal dari famili Rubiaceae (Coffea canephora 1,11%) dan Brassicaceae (Brassica juncea 0,85%). Hasil analisis ekologi menunjukkan nilai kesuksesan penyerbukan lebah sebesar 75%, Hasil analisis ekonomi dari layanan penyerbukan lebah (∑IPEV) sebesar 25,5 miliar rupiah/tahun, pada 28 spesies tanaman habitat vegetasi hutan campuran dengan total nilai ekonomi produksi tanaman (∑PEV) sebesar 51 miliar rupiah/tahun. Apabila peran A. cerana hilang maka akan terjadi kerentanan (RV) dengan potensi kerugian karena tidak ada lebah sebesar 50% dari ∑PEV. Sedangkan ∑IPEV tanaman pertanian oleh lebah madu di sekitar Tahura diperoleh sebesar 2 miliar rupiah/ha/tahun, dari ∑PEV tanaman pertanian sebesar 4,15 miliar rupiah/ha/tahun untuk 11 spesies tanaman, dengan (RV) sebesar 50% dari ∑PEV. Nilai produktivitas lebah dalam menghasilkan madu dari 20 peternak lebah saat musim kemarau dengan 50% lebah meninggalkan sarang (abscond) sebesar 468,9 juta rupiah/tahun, tetapi apabila lebah tidak meninggalkan sarang maka nilai produktivitas madu sebesar 937,9 juta rupiah/tahun. Faktor yang mendukung keberlanjutan populasi lebah madu secara ekologi di Tahura seperti ukuran rata-rata populasi lebah di Tahura berada pada batas normal yaitu 10.780 lebah/koloni, juga kondisi topografi yang sesuai. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa A. cerana memberikan layanan ekologi dan nilai ekonomi A. cerana sangat mendukung kesejahteraan peternak lebah. Dengan demikian lebah memberikan layanan ekosistem secara ekologi dan ekonomi yang bernilai strategis bagi keberlanjutan ekosistem Tahura Ir. H. Djuanda.

Description

Keywords

Apis cerana, ekosistem, ekonomi

Citation