METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG Chisocheton celebicus DAN Chisocheton cumingianus SERTA AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA P-388

Abstract

Genus Chisocheton merupakan salah satu anggota famili Meliaceae terdiri dari 50 spesies yang terdistribusi luas di India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Genus Chisocheton dilaporkan menghasilkan senyawa aktif yang bersifat sitotoksik, antiinflamasi, antilipid dan apoptosis. Studi fitokimia sebelumnya pada genus Chisocheton telah dilaporkan adanya beberapa senyawa yang menarik meliputi limonoid, triterpenoid damaran dan tirukalan, steroid, dan fenolik. Pada penelitian berkelanjutan kami untuk mencari senyawa antikanker dari tumbuhan Chisocheton Indonesia, ekstrak n-heksana dan etil asetat dari kulit batang C. celebicus dan C. cumingianus menunjukkan aktivitas sitotoksik yang signifikan terhadap sel murin leukemia P-388. C. celebicus dan C. cumingianus merupakan tumbuhan tinggi dan ditemukan di hutan hujan tropis Indonesia terutama di bagian utara pulau Sulawesi. Walaupun genus Chisocheton telah dilaporkan mengandung senyawa triterpenoid, limonoid, steroid, dan fenolik, tetapi kandungan kimia dari kulit batang tumbuhan C. celebicus dan C. cuminganus belum dilaporkan sebelumnya. Serbuk kering kulit batang C. celebicus dan C. cumingianus masing-masing diekstraksi berturut-turut dengan n-heksana, etil asetat, dan metanol pada suhu kamar. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan pada tekanan rendah dan selanjutnya dievaluasi aktivitas sitotoksiknya terhadap sel murin leukemia P-388. Hasil uji sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana dan etil asetat dari kulit batang C. celebicus memiliki nilai IC50 16,9 dan 19,9 µg/mL, menunjukkan aktivitas sitotoksik sedang, dan ekstrak n-heksana dan etil asetat dari kulit batang C. cumingianus memiliki nilai IC50 2,5 dan 3,4 μg/mL, menunjukkan aktivitas sangat aktif, sedangkan ekstrak metanol dari kulit batang tersebut tidak memberikan aktivitas sitotoksik. Ekstrak n-heksana dan etil asetat dari kulit batang C. celebicus dipisahkan senyawanya dengan teknik kromatografi pada fasa diam silika gel dan ODS dihasilkan senyawa 1-4, sedang ekstrak n-heksana dan etil asetat dari kulit batang C. cumingianus dipisahkan dengan teknik yang sama dihasilkan senyawa 5-8. Senyawa 1-8 ditentukan struktur kimianya berdasarkan data spektroskopi dan perbandingan data spektra yang diperoleh sebelumnya dan ditetapkan sebagai senyawa triterpenoid lanostan baru, 3β-hidroksi-25-etil-lanost-9(11),24(24`)-dien (5), dan senyawa limonoid baru chisotrijugin (7), serta enam senyawa yang telah dikenal, stigmasterol (1), damara-20,24-dien-3-on (2), 7α-hidroksi-6-metoksi kumarin (3), stigmast-5-en-3β-ol (4), 3β-hidroksi-tirukala-7-en (6), dan β-sitosterol-3-O-asetat (8). Senyawa 1-8 dievaluasi sifat sitotoksiknya terhadap sel murin leukemia P-388 secara in vitro dan senyawa 6 (3β-hidroksi-tirukala-7-en) menunjukkan aktivitas yang aktif dengan nilai IC50 4,3 µg/mL. Senyawa 1-5 dan senyawa 7-8 tidak aktif dengan nilai IC50 berturut-turut 12,4; 30,4; 16,5; 60,8; 28,9; 32,8; dan >100 µg/mL. Aktivitas sitotoksik dari senyawa triterpenoid dipengaruhi oleh adanya gugus hidroksil pada C-3 dan posisi gugus olifenik, sedangkan pada senyawa steroid dipengaruhi oleh adanya gugus hidroksil pada C-3, posisi gugus olifenik dan gugus asetil pada C-3. Kata kunci: Chisocheton celebicus, Chisocheton cumingianus, aktivitas sitotoksik, sel murin leukemia P-388, 30-nor trijugin limonoid, triterpenoid lanostan.

Description

Keywords

Chisocheton celebicus, Chisocheton cumingianus, aktivitas sitotoksik

Citation

Collections