HUBUNGAN ANTARA MALOKLUSI KELAS II SKELETAL DENGAN MORFOLOGI SELLA TURCICA PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN

Abstract

Maloklusi kelas II skeletal dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, berdasarkan sudut ANB pada sefalometri lateral. Landmark yang sering menjadi acuan pada sefalometri lateral adalah sella turcica. Sella turcica dan kelenjar pituitary terdapat saling keterkaitan. Morfologi sella turcica akan terganggu, jika terjadi gangguan pertumbuhan pada kelenjar pituitary. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran maloklusi skeletal, morfologi sella turcica, dan mengevaluasi hubungan antara maloklusi kelas II skeletal dengan morfologi sella turcica pada anak usia 7-10 tahun. Metode penelitian ini adalah analitic cross-sectional, dengan sampel penelitian berupa 53 data sekunder pasien anak usia 7-10 tahun Penentuan skeletal pada penelitian ini menggunakan analisis Steiner dan menggunakan Webceph. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis bivariat korelasi phi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sudut ANB, SNA dan SNB, masing-masing adalah 5,75°, 81,06° dan 75,22°. Morfologi sella turcica normal ditemukan paling banyak pada penelitian ini. Hubungan morfologi antara maloklusi kelas II skeletal dengan morfologi sella turcica pada anak usia 7-10 tahun menurut korelasi phi didapatkan p=0,266. Simpulan penelitian ini adalah gambaran maloklusi kelas II skeletal pada anak usia 7-10 tahun didapatkan paling banyak adalah maloklusi kelas II skeletal ringan, dan disebabkan karena posisi mandibula retrognati terhadap basis kranium. Gambaran morfologi sella turcica pada anak usia 7-10 tahun didapatkan paling banyak morfologi sella turcica normal. Tidak terdapat hubungan antara maloklusi kelas II skeletal dengan morfologi sella turcica pada anak usia 7-10 tahun

Description

Keywords

morfologi sella turcica, maloklusi kelas II skeletal, analisis steiner

Citation