KUASA PEREMPUAN BURUH INDUSTRI BULU MATA PALSU (Kajian Etnografi di Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga-Jawa Tengah)

Abstract

Tesis ini mengenai perempuan buruh industri bulu mata palsu dan kuasanya di dalam ruang pabrik, domestik, dan sosial. Sampai saat ini, kajian tentang perempuan buruh tetap menarik karena peran domestik yang melekat membuat perempuan memiliki peran ganda yang berbeda dengan buruh laki-laki. Selain itu, penempatan perempuan dalam wilayah domestik membuat “buruh” menjadi pekerjaan yang invisible karena diperhitungkan sebagai kerja sampingan dan tidak selalu dihitung secara statistik. Penelitian tentang perempuan dalam keluarga dan industri juga menjadi kajian yang menarik karena keluarga dan pabrik merupakan dua tempat aktualisasi diri perempuan yang saling mempengaruhi. Penelitian ini membatasi pengertian kuasa sebagai kemampuan perempuan dalam melakukan sesuatu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Etnografi ini menggali data melalui observasi partispatif dan wawancara mendalam terhadap empat keluarga perempuan buruh di Desa Pasunggingan, Purbalingga. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan Analisis Gender Model Harvard yang secara khusus melihat pembagian kerja di dalam keluarga, akses dan kontrol perempuan terhadap barang berharga dan proses pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa masuknya pabrik bulu mata palsu dalam kehidupan masyarakat Pasunggingan membawa perubahan pada pola hidup masyarakatnya, khususnya perempuan buruh dan keluarganya. Pabrik menarik perempuan dari pertanian dan perantauan melalui tawaran sistem kerja tanpa seleksi dan upah yang rutin. Pabrik bulu mata palsu kemudian menjadi ruang perempuan membangun jaringan sosial dan ekonomi. Dampaknya, modal sosial dan ekonomi yang perempuan bangun dari pabrik menjadi modal perempuan dalam membangun kekuatan di wilayah domestik. Hal lain yang terjadi pada pola hidup masyarakat Pasunggingan setelah perempuan masuk ke dalam pabrik adalah terbukanya rumah tangga ke dalam ruang yang lebih luas. Perempuan menjalankan fungsi reproduksi dengan melibatkan orang lain di luar anggota rumah tangga dengan membawa pekerjaan domestik ke dalam pabrik. Perempuan juga melibatkan orang lain di luar keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga khususnya fungsi pendidikan dan sosialisasi kepada anak. Hal ini terjadi karena nilai budaya dan agama masyarakat melekatkan pekerjaan domestik sebagai tanggung jawab perempuan (perempuan tidak dapat menarik laki-laki ke dalam wilayah domestik). Selain itu, penghasilan perempuan dari pabrik menempatkan perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga dan menempatkan perempuan dalam posisi yang penting pada setiap pengambilan keputusan di dalam keluarga. Penghasilan perempuan dari pabrik juga membuat perempuan memiliki kemampuan membayar dana sosial dalam kegiatan sosial masyarakat sehingga esksitensi keluarga dalam lingkup sosial dapat terjaga.

Description

Keywords

perempuan, buruh, domestik

Citation