Analisis Bioekonomi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Perairan Teluk Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 Oktober 2013, di perairan Teluk Palabuhanratu, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat optimum pemanfaatan sumber daya ikan tongkol (Euthynnus affinis) melalui analisis perbandingan tingkat biomass, hasil produksi, upaya penangkapan, dan rente sumber daya dengan menggunakan model bioekonomi. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden (nelayan). Data sekunder diperoleh dari PPN Palabuhanratu berupa data hasil tangkapan, jumlah tangkapan, dan harga ikan tongkol selama periode 2002-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ikan tongkol di perairan Teluk Palabuhanratu masih belum efisien baik dari segi biologi maupun ekonomi. Hal ini terlihat dari sebagian besar rata-rata hasil tangkapan aktual sebesar 5.460 trip/tahun serta rata-rata upaya aktual sebesar 453,29 ton/tahun yang telah melebihi jumlah yang dianjurkan. Hasil tangkapan maksimum lestari (hMSY) sebesar 427,46 ton/tahun dengan tingkat upaya lestari (EMSY) sebesar 5.885 trip/tahun. Efisiensi terbesar diperoleh pada kondisi MEY, dengan upaya (EMEY) sebesar 4.148 trip/tahun dengan hasil tangkapan (hMEY) sebesar 390,20 ton/tahun. Efisiensi terkecil pada keseimbangan open access, dengan upaya (EOA) yaitu 8.295 trip/tahun dengan hasil tangkapan (hOA) sebesar 355,76 ton/tahun. Pemanfaatan sumber daya ikan tongkol di perairan Teluk Palabuhanratu memberikan keuntungan maksimum pada kondisi MEY sebesar Rp. 1.376.483.099 sedangkan pada kondisi MSY sebesar Rp. 1.134.950.545. Kebijakan yang dapat diambil dalam pengelolaan sumber daya ikan tongkol yakni membuat kebijakan yang mengatur batas ukuran mata jaring yang boleh digunakan dan batas minimal ikan tongkol yang boleh ditangkap dan dipasarkan, serta pembatasan armada perikanan baik pada jumlah, ukuran, dan kekuatan mesin kapal. Kebijakan yang dibuat harus didukung oleh aturan dan pengawasan yang terpadu.

Description

Keywords

Bioekonomi, Overfishing, Tongkol

Citation

Collections