PENGARUH PERBEDAAN INTENSITAS OLAHRAGA AEROBIK ERHADAP EKSPRESI mRNA BDNF, mRNA mTOR DAN HISTOLOGI OTOT SKELETAL TIKUS GALUR WISTAR

Abstract

Latar Belakang: Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang berperan dalam meningkatkan fungsi otot skeletal. Olahraga aerobik yang dilakukan dengan tepat dapat mengakibatkan adaptasi pada otot skeletal yang sebanding dengan anaerobik. Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) adalah miokin yang disekresikan di berbagai organ, salah satunya di otot skeletal dan diketahui berperan dalam proses regenerasi otot. Mammalian Target of Rapamycin (mTOR) adalah salah satu yang berperan penting dalam keseimbangan sintesis protein pada otot dan berperan pada kejadian hipertrofi otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh intensitas olahraga terhadap hipertrofi otot skeletal yang dilihat dari ekspresi mRNA BDNF, mTOR dan pengamatan terhadap histologi otot skeletal. Metode: Penelitian ini menggunakan BBT tikus galur wistar berusia 8-12 minggu berjumlah dua puluh ekor. Tikus dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan intervensi olahraga yaitu kontrol, intervensi olahraga ringan, sedang, dan berat selama 8 minggu, kemudian tikus diterminasi. Otot skeletal m. Gastrocnemius dan m. Soleus diisolasi dan dilakukan pemeriksaan PCR untuk mengidentifikasi ekspresi mRNA BDNF dan mTOR, serta dilakukan pemeriksaan histologi untuk menilai fiber area otot, lalu dihitung dengan uji statistik. Hasil: Olahraga intensitas berat dapat meningkatkan ekspresi mRNA BDNF (p = 0,035) pada otot m. Soleus secara signifkan, sedangkan olahraga intensitas ringan, sedang dan berat meningkatkan ekspresi mRNA BDNF pada m. Gastrocnemius namun secara tidak signifikan. Olahraga intensitas berat meningkatkan ekspresi mRNA mTOR (p= 0,024) pada otot m.Soleus secara signifkan. Terdapat perbedaan peningkatan ekspresi mRNA mTOR yang signifikan pada olahraga intensitas ringan, sedang dan berat pada otot m.Gastrocnemius (p= 0,05). Olahraga intensitas berat menyebabkan perubahan pada histologi otot m.Soleus secara signifikan (p= 0,011), dan olahraga intensitas ringan, sedang dan berat menyebabkan perubahan pada gambaran histologi otot m.Gastrocnemius (p=0,042, p= 0,012 dan p= 0,003). Simpulan: Olahraga intensitas ringan, sedang dan berat menginduksi peningkatan aktivitas mRNA BDNF dan mRNA mTOR pada otot skeletal, olahraga intensitas berat paling optimal dalam menyebabkan perubahan histologi otot skeletal tikus secara signifikan.

Description

Keywords

BDNF, Intensitas Olahraga, mTOR

Citation