ANALISIS DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT USAHA MIKRO DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN (STUDI KASUS : USAHA MIKRO DAN BMT KAB. CIREBON)

Abstract

ABSTRAKSI Masalah kemanusiaan yang masih terus dihadapi dunia pada saat ini adalah kemiskinan. Salah satu cara mengurangi angka kemiskinan di dunia, seperti yang dilakukan Muh. Yunus di Bangladeh melalui Grameen Banknya, adalah dengan memberdayakan masyarakat miskin dengan memberikan bantuan permodalan. Salah satu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang konsen terhadap pengentasan kemiskinan khususnya usaha mikro adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu keputusan usaha mikro meminjam dana produktif ke BMT serta kontribusinya terhadap pengentasan kemiskinan. Dilihat dari besarnya modal kerja, tingkat keuntungan, rasio bagi hasil dan tingkat fleksibilitas dan kemudahan pembayaran cicilan kredit serta naiknya pendapatan para pengusaha mikro setelah melakukan pinjaman ke BMT. Penelitian ini dilakukan di daerah Kab. Cirebon dengan mengambil 100 sampel pengusaha mikro. Metode penelitian menggunakan mix method yaitu gabungan antara qualitative dan quantitative methods melalui observasi dan pengujian Regresi Logistik. Dari hasil pengujian diperoleh besarnya modal kerja dan tingkat fleksibilitas dan kemudahan pembayaran cicilan kredit berpengaruh signifikan terhadap probabilita permintaan kredit produktif BMT, sedangkan tingkat keuntungan perbulan dan besarnya rasio bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilita permintaan kredit produktif BMT. Selanjutnya probabilita permintaan kredit produktif usaha mikro berpengaruh signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. Pengaruh tidak signifikannya tingkat keuntungan terhadap permintaan kredit produktif dikarenakan hampir seluruh usaha mikro tidak menghitung dan memisahkan keuntungan yang diperoleh dari usahanya, yang penting buat mereka bahwa hari itu ada barang yang laku dan ada keuntungan untuk biaya hidup hari itu sudah cukup, akibatnya tidak ada pengaruh yang kuat antara besarnya keuntungan dengan pemintaan kredit produktif BMT. Pengaruh rasio bagi hasil tidak signifikan lebih disebabkan karena masih kurangnya pemahaman dari usaha mikro mengenai sistem bagi hasil tersebut merupakan biaya dari penggunaan dana yang dipinjam, yang penting bagi mereka pelayanan cepat dan mudah dalam pencairan dan pembayaran. Keberadaan BMT hendaknya mendapat dukungan dari semua pihak karena BMT dapat menjangkau usaha mikro mengatasi kesulitannya dalam permodalan. Murabahah merupakan akad jual beli yang paling dominan diberikan BMT kepada pengusaha mikro. Untuk meminimumkan penyalahgunaan kredit produktif oleh pengusaha mikro, sebaiknya terdapat barang yang dimaksud pada saat akad kredit antara pihak BMT dan pengusaha mikro.

Description

Keywords

pengentasan kemiskinan, usaha mikro, kredit

Citation

Collections