Pupuk Hayati Gel Pelarut Fosfat Plus dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Fosfat serta Komponen Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Inceptisols Jatinangor

Abstract

Salah satu upaya mengurangi penggunaan pupuk anorganik adalah dengan mengaplikasikan pupuk hayati. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas dan karakteristik inokulan penyusun pupuk hayati gel pelarut fosfat plus (PHG) dan pengaruhnya terhadap dinamika fosfat serta komponen hasil tanaman jagung (Zea mays. L) varietas Pioneer P-36 pada Inceptisols Jatinangor. Percobaan dilakukan di Universitas Padjadjaran berkolaborasi dengan PT Agritek Tani Indonesia. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan, yang terdiri atas perlakuan (kontrol: 0 PHG + 0 P); (1 P); (1 PHG); (1 PHG + ½ P); (1 PHG + ¾ P); (1 PHG + 1 P); ( ½ PHG + ¾ P); (¾ PHG + ¾ P); dan (1 ½ PHG + ¾ P). Dosis pupuk yang digunakan adalah, PHG 50 kg.ha-1, SP-36 100 kg ha-1, Urea 350 kg.ha-1, KCl 50 kg.ha-1, dan pupuk kandang domba sebagai pupuk dasar 2 t.ha-1. Inokulan Bacillus subtillis, Pseudomonas maleii, Bulkholderia cepacea, dan Trichoderma asperellum bersifat saling kompatibel dan unggul dalam melarutkan fosfat, menghasilkan IAA dan antagonis terhadap Fusarium sp.. Formulasi 1 PHG + ¾ P merupakan formulasi terbaik yang menghasilkan fosfatase 23,38 μL.g-1.jam-1, mengatur pH tanah menjadi 6,83 sehingga menghasilkan P tersedia tertinggi yaitu 24,47 mg.kg-1 dengan P potensial 35,19 mg.100g-1, dan bobot 100 biji 36,25 g per 100 biji yang sesuai dengan deskripsi varietas jagung Pioneer P-36, serta bobot pipilan per tanaman 220,97 g. Respons tanah dan tanaman pada perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan ½ PHG + ¾ yang lebih menguntungkan secara ekonomi.

Description

Keywords

Pupuk hayati, bahan pembawa, hidrogel

Citation

Collections