PENGELOMPOKKAN PROVINSI MENGGUNAKAN HYBRID CLUSTERING PADA PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

Abstract

Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) merupakan salah satu instrumen untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan kebudayaan. IPK diperlukan untuk mengukur capaian pembangunan kebudayaan di berbagai wilayah. Melalui data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, diketahui bahwa terjadi penurunan pada nilai IPK, maka dari itu dilakukan analisis untuk meningkatkan kualitas pembangunan kebudayaan di Indonesia dengan melakukan pengelompokkan provinsi menggunakan analisis cluster. Analisis cluster adalah suatu teknik pengelompokkan dengan tujuan mengelompokkan data semirip mungkin ke dalam suatu cluster serta untuk mengetahui karakteristik dari setiap cluster yang terbentuk. Dilakukan pengelompokkan provinsi di Indonesia berdasarkan 12 variabel yang diambil dari indikator IPK menggunakan hybrid clustering yang merupakan gabungan k-means dengan hierarchical clustering yaitu metode ward. Penggunaan metode hybrid clustering memiliki tujuan untuk mengatasi kelemahan pada metode k-means dalam penentuan pusat awal cluster (centroid) dan jumlah cluster optimum. Dapat disimpulkan hasil penelitian dari 34 provinsi dikelompokkan menjadi dua cluster yaitu cluster dengan nilai dimensi warisan budaya serta dimensi pendidikan tinggi dan rendah, dimana cluster 1 beranggotakan 28 provinsi dan cluster 2 beranggotakan 6 provinsi dengan silhouette coefficient yang bernilai 0,19 untuk cluster 1 dan 0,24 untuk cluster 2 dan hasil pengujian analisis profil untuk data indikator IPK didapat tidak adanya kesejajaran untuk profil populasi pada cluster pertama dan kedua.

Description

Keywords

Indeks Pembangunan Kebudayaan, Hybrid Clustering, Analisis Profil

Citation

Collections