Gambaran Pemakaian Antibiotik Pasca Ekstraksi Gigi oleh Dokter Gigi di Wilayah Kota Bandung

Abstract

Pendahuluan: Tindakan ekstraksi gigi merupakan salah satu tindakan bedah mulut yang sering menggunakan antibiotik dalam prosedurnya. Antibiotik diberikan sebagai bentuk terapi atau pencegahan infeksi pasca tindakan ekstraksi. Studi menunjukan adanya penggunaan antibiotik secara tidak rasional yang dilakukan oleh dokter gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemakaian antibiotik pasca ekstraksi gigi oleh dokter gigi di Kota Bandung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Sampel pada penelitian ini adalah dokter gigi umum dan spesialis di Kota Bandung. Penelitian ini diikuti oleh 296 dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Hasil: Antibiotik yang paling sering digunakan pada pasien pasca ekstraksi sederhana adalah Amoksisilin 500 mg (83,1%) dan Klindamisin 300 mg (24,3%). Durasi antibiotik yang paling banyak diberikan adalah 5 hari (46,2%). Penelitian ini menemukan adanya peresepan antibiotik pada tindakan ekstraksi gigi sederhana akar tunggal (54,9%) dan akar jamak. (39,2%), pulpitis irreversible (15,2%), serta pulpitis reversible (2%) Simpulan: Sebagian kecil dokter gigi di wilayah Kota Bandung masih memberikan antibiotik pada kondisi yang tidak memerlukan antibiotik, seperti pada tindakan pasca ekstraksi gigi sederhana, pulpitis irreversible, serta pulpitis reversible. Antibiotik berspektrum luas lebih sering diresepkan dengan tujuan untuk mencegah infeksi. Oleh karena itu, pemberian antibiotik pasca ekstraksi gigi sederhana dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien, diagnosis, dan tingkat kesulitan pencabutan.

Description

Keywords

Antibiotik, ekstraksi gigi, dokter gigi

Citation